Diprediksi, Kunjungan Wisatawan Saat Pagelaran JFC 2019 Meningkat

Wakil Bupati Jember, Drs KH A Muqit Arief, dalam acara peluncuran JFC 2019 di Gedung Sapta Pesona Balairung Kementerian Pariwisata, Rabu (26/2/2019).
Wakil Bupati Jember, Drs KH A Muqit Arief, dalam acara peluncuran JFC 2019 di Gedung Sapta Pesona Balairung Kementerian Pariwisata, Rabu (26/2/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Sokongan Kementerian RI atas penyelenggaraan Jember Fashion Carnaval (JFC) tahun 2019 ini, diprediksi akan mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke Jember. Diperkirakan, pengunjung yang akan menikmati pagelaran JFC 2019, bakal semakin meningkat.

Sebagai bentuk antisipasi terhadap kemungkinan meningkatnya wisatawan pada perhelatan JFC 2019, Wakil Bupati Jember, Drs KH Muqit Arief, meminta investor perhotelan untuk memberikan perhatiannya ke Jember.

“Kami sangat berharap, investor yang bergerak di bidang perhotelan melirik Jember untuk melengkapi fasilitas di Jember,” harap Wabup Muqit Arief, saat peluncuran JFC 2019 di Gedung Sapta Pesona Balairung Kementerian Pariwisata, Rabu (26/2/2019).

Dibanding sebelumnya yang hanya dipikul Pemkab dan JFC saja, JFC 2019 yang disokong Kementerian RI, gaungnya akan semakin besar. Dan tamu yang akan datang ke Jember, diperkirakan juga akan semakin banyak. 

Seperti tahun-tahun sebelumnya, perhelatan JFC menjadi even meningkatnya kunjungan turis di Kabupaten Jember. Tahun ini, setelah mendapat sokongan dari kementerian, diperkirakan yang berkunjung semakin banyak.

Meningkatnya kunjungan turis dari dalam dan luar negeri itu membuat fasilitas hotel di Jember penuh. Akibatnya, rumah warga pun menjadi sasaran sebagai tempat tinggal sementara oleh para turis.

Situasi yang seperti ini menjadi perhatian tersendiri bagi Wakil Bupati Jember Drs. KH. Abdul Muqit Arief. Kondisi itu diharapkan juga menjadi perhatian investor yang bergeral di bidang perhotelan.

“Pada setiap even JFC, Jember kuwalahan untuk menampung turis-turis yang datang ke Jember,” kata wabup dalam sambutan pembukaan peluncuran JFC 2019 di Gedung Sapta Pesona Balairung Kementerian Pariwisata itu.

Akibat dari penuhnya kamar hotel di Jember, para turis terpaksa banyak yang menginap di hotel sekitar Jember, seperti di Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, dan Lumajang.

Selain JFC di Jember, juga ada even internasional lainnya, seperti JMC (Jember Marching Competion) dengan peserta dari berbagai daerah, bahkan manca negara. Even inipun juga membutuhkan ketersediaan tempat penginapan.

Oleh karenanya tak heran, pada saat kegiatan berskala internasional itu digelar, banyak turis yang datang ke Jember, tidak hanya menginap di hotel kabupaten tetangga. Para turis domestik dan mancanegara, seperti dari Asia, Amerika, dan Eropa, juga banyak yang menginap di rumah warga.

Fenomena rumah warga yang menjadi tempat tinggal turis ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Setidaknya pemerintah harus memberi pemahaman kepada warga agar mengerti pelayanan tempat tinggal untuk turis.

Pemerintah melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Pariwisata harus @memberikan pelatihan kepada masyarakat yang rumahnya akan dijadikan homestay. “Turis yang menginap biasanya menyewa homestay sepanjang pelaksanaan JFC. Turis juga berkeliling wisata Jember,” jelasnya.

Selain tingkat hunian hotel yang meningkat, geliat ekonomi selama JFC juga terasa. Pedagang dan penyedia akomodasi, serta pengusaha kuliner merasakan peningkatan itu.

Mengenai resto dan tempat makan yang dibutuhkan wisatawan, dinilai tidak ada masalah. Karena tempat makan yang ada di Jember cukup memadai, bahkan didukung tempat wisata kuliner yang ada di hampir setiap sudut kota Jember. (*)