Wabup Muqit Arief: Halal Bihalal Tak Hanya Berjabat Tangan, Tetapi Juga Berjabat Hati

Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Abdul Muqit Arief, dalam acara halal bihalal di SMP Negeri 1 Silo, Kamis (13/6/2019).
Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Abdul Muqit Arief, dalam acara halal bihalal di SMP Negeri 1 Silo, Kamis (13/6/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Sudah menjadi bagian dari kehidupan umat Islam di Indonesia. Detiap usai menunaikan ibadah puasa Ramadhan yang diakhiri dengan Sholat Ied, masyarakat muslim di Indonesia saling melakukan anjang sana ke rumah tetangga.

Tradisi yang menurut beberapa sumber dimulai sejak masa Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I atau Pangeran Sambernyawa ini, dikenal dengan istilah halal bihalal. Tradisi halal bihalal ini, secara umum bisa diartikan saling menghalalkan (membolehkan) atau memaafkan.

Halal bihalal selain dilakukan oleh pribadi juga banyak dilaksanakan oleh lembaga, baik pemerintah maupun swasta. Tradisi seperti ini audah berjalan sejak lama, dari generasi ke generasi sampai sekarang

Menurut Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Abdul Muqit Arief, dalam acara halal bihalal, seorang muslim tidak hanya bertemu wajah. Tapi lebih kepada mempertemukan hati setiap muslim untuk saling memaafkan.

“Halal bihalal tidak hanya bertemu wajah, tetapi juga bertemu hati. Tidak hanya berjabat tangan, tetapi juga berjabat hati,” ujar Kiai Muqit Arief, yang juga pengasuh Ponpes Al Falah, Silo, dalam acara halal bihalal di SMP Negeri 1 Silo, Kamis (13/6/2019).

Dikatakan Wabup, bahwa tradisi yang diadakan setiap tahun pada bulan Syawal ini, biasanya digelar dengan cara berkumpul dan makan bersama, serta saling bermaaf-maafan. Bulan Syawal sendiri artinya peningkatan.

Karena itu, makna dari bulan ini adalah peningkatan dan mempertahankan kebaikan ibadah di bulan Ramadhan. “Pada bulan Ramadhan tidak hanya belajar disipilin dalam beribadah, tetapi juga mengasah kepedulian kepada sesama,” jelasnya.

Sehingga, masuk bulan Syawal ini muslim memiliki peningkatan ibadah, persaudaraan, keharmonisan hubungan di lingkungam kerja, keluarga, serta berbangsa dan bernegara. Sedang arti dari minal aidzin, adalah semoga kita sama-sama kembali kepada fitrah dan termasuk orang yang beruntung.

Karena itu, bermaaf-maafan akan memperbaiki hablumminannas, yaitu hubungan antarmanusia. “Karena memiliki salah kepada manusia tidak hanya bisa beristighfar, tetapi meminta maaf kepada yang bersangkutan yaitu orang yang pernah kita sakiti,” saran wabup.

Meminta maaf adalah perbuatan sederhana. Tetapi juga banyak orang yang melakukannya dengan tidak tulus. “Ketika kita meminta maaf, maka meminta maaflah dengan tulus. Ketika diminta memaafkan maka berilah maaf dengan tulus,” tuturnya.

Kepala Sekolah SMPN 1 Silo, ST. Irianang, S.Pd, M.Pd, menjelaskan, bahwa sekolah yang dipimpinnya memiliki kegiatan keagaman untuk membangun pendidikan karakter anak didik. Salah satu kegiatan tersebut adalah sholat tahajud.

Berkaitan dengan momen bulan Syawal, Irianang mengajak kepada semua guru dan karyawan SMP Negeri 1 Silo, agar terus meningkatkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. “Terimakasih kepada bapak wabup, karena sudah menyempatkan hadir pada acara halal bihalal SMPN 1 Silo,” ucap Irianang. (*).