Tim Studi EMNC: Kematian Ibu dan Bayi Banyak Terjadi di Rumah Sakit

Bupati Faida, dalam acara audiensi dengan Tim Studi Every Mother Newborn Countys (EMNC), di Ruang Tamyaloka Pendopo Wahya Wibawagraha Jember, Jumat (13/9/2019).
Bupati Faida, dalam acara audiensi dengan Tim Studi Every Mother Newborn Countys (EMNC), di Ruang Tamyaloka Pendopo Wahya Wibawagraha Jember, Jumat (13/9/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Dari pertemuan Tim Studi Every Mother Newborn Countys (EMNC) dengan Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR, diketahui, kematian ibu dan bayi banyak terjadi di rumah sakit. Situasi ini terjadi akibat terlambat penanganan atau beban rumah sakit sangat berat.

Demikian kesimpulan dari audiensi Tim Study EMNC dengan Bupati Jember. Acara audiensi itu sendiri untuk menyampaikan hasil penelitian dari Tim Study EMNC tentang evaluasi angka kematian ibu dan bayi di Jember.

“Saya meminta mereka membuat rekomendasi-rekomendasi yang asli dari hasil penelitian dan pemantauan mereka,” ungkap Bupati Faida, dalam acara audiensi dengan Tim Studi Every Mother Newborn Countys (EMNC), di Ruang Tamyaloka Pendopo Wahya Wibawagraha Jember, Jumat (13/9/2019).

Kebutuhan rekomendasi dari hasil penelitian ini memang sangat diperlukan, mengingat Pemerintah Kabupaten Jember berupaya keras untuk menurunkan angka stunting serta angka kematian ibu dan bayi baru lahir yang masih tinggi. Upaya itu perlu peran berbagai pihak, salah satunya dari para akademisi yang melakukan penelitian.

Ditegaskan bupati, apabila ada implikasi pada pembiayan besar yang timbul atas rekomendasi dari hasil penelitian tersebut, itu menjadi tanggung jawab pemerintah. “Bahkan mungkin rekomendasi itu belum pernah dilakukan di tempat lain, tapi kalau itu yang paling penting dilakukan, kita akan lakukan disini,” tegasnya.

Rekomendasi yang ditawarkan oleh penelitian EMNC diantaranya konsep pendampingan untuk calon pengantin. Pendampingan ini sangat diperlukan, karena untuk mengatasi stunting dan masalah kematian ibu dan bayi tidak cukup diselesaikan ketika seorang ibu sudah hamil dan melahirkan.

“Kita kawal sejak mereka jadi calon pengantin, seperti meminum vitamin dan zat besi. Bukan waktu mereka hamil, justru sebelum mereka hamil,” jelas Bupati.

Pendampingan itu akan dikolaborasikan dengan beberapa pihak, termasuk denan Kantor Urusan Agama (KUA) yang menangani perkawinan. Pendampingan merupakan rangkaian pelayanan untuk mengantisipasi munculnya masalah stunting di Jember.

Bupati juga menyatakan akan melibatkan mahasiswa dan para ahli dalam penyelesaian masalah kematian ibu dan bayi di Kabupaten Jember. “Bagaimana mengawal anak-anak generasi kita kedepan sejak mereka di kandungan,” ungkap Bupati

Prof. Endangachadi dari Puska FKM UI mengatakan, hasil penelitian mengungkap sebesar 83 persen ibu melahirkan meninggal di rumah sakit. Berbagai persoalan membuat kondisi ini terjadi.

“Agar kasus komplikasi yang dirujuk segera mendapatkan pertolongan di rumah sakit rujukan, maka direkomendasikan agar pelayanan kegawatdaruratan tidak hanya dilaksanakan oleh rumah sakit pemerintah, tetapi dilakukan secara bersama-sama di seluruh rumah sakit rujukan,” terangnya.

Sri Sumarmi, SKM., MSi. dari LPPM Unair menjelaskan, untuk beberapa masalah telah dibuat program layanan terpadu pra nikah. Program pra nikah ini adalah suatu mekanisme multisektoral mulai menangani calon pengantin dalam penggunaan vitamin.

“Masalah kekurangan gizi balita, yaitu stunting sekarang mejadi prioritas fokus kami, karena stunting disebabkan kekurangan zat gizi mikro, tidak termasuk gen maka pertumbuhan dapat dikejar dengan pemberian vitamin dan menjaga gizi anak tidak kurang juga tidak berlebihan,” terangnya. (*)