Dari Data Relawan, Telah Direalisasikan Penyaluran Rastrada kepada 7.500 Keluarga Penerima Manfaat

Istigotsah Kebangsaan di Pendopo Wahyawibawagraha, Kamis malam (17/10/2019).
Istigotsah Kebangsaan di Pendopo Wahyawibawagraha, Kamis malam (17/10/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Dari seluruh data yang berhasil dihimpun masyarakat, mahasiswa dan relawan, Pemerintah Kabupaten Jember, telah merealisasikan penyaluran bantuan Beras Sejahtera Daerah (Rastrada) kepada keluarga penerima manfaat. Penyaluran bantuan rastrada ini dilakukan melalui roadshow ke beberapa kecamatan.

Ats terealisasikannya bantuan tersebut kepada yang berhak menerima Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR menyampaikan terima kasih kepada masyarakat, mahasiswa, serta relawan yang telah membantu melakukan pendataan para duafa di Kabupaten Jember. Karena dengan data tersebut, bantuan yang disalurkah setidaknya lebih tepat sasaran.

“Seluruh data itu adalah hasil pendataan dari masyarakat, relawan, dan mahasiswa yang dikirim ke pendopo,” ungkap Bupati Faida, dalam Istigotsah Kebangsaan di Pendopo Wahyawibawagraha, Kamis malam (17/10/2019).

Dengan data itu, Bupati menyatakan telah merealisasikan penyaluran Rastrada untuk 7.500 keluarga penerima manfaat. “Sebanyak satu kuintal beras dibagikan dalam kurun waktu satu tahun, yang dibagikan keliling oleh Pak Wabup,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal menyampaikan, istighotsah ini merupakan kegiatan islamiah yang juga untuk memupuk wawasan kebangsaan. “Kami berharap dengan adanya istighotsah dan berdoa bersama ini memberikan keamanan dan keselamatan bangsa,” harapnya.

Kapolres pun mengajak masyarakat untuk bersama menjaga persatuan dan perdamaian bangsa, khususnya Kabupaten Jember. “Kami mengajak untuk bersama menjaga perdamaian dan persatuan bangsa. Semoga Jember ke depan makin sukses dan sejahtera,” ujarnya.

Dalam istighotsah tersebut, hadri pula Rais Syuriyah PBNU KH. Afifuddin Muhajir menyampaikan ceramah tentang pentingnya istighatsah memohon pada Allah untuk keamanan, ketentraman, dan kemakmuran Indonesia, khususnya Kabupaten Jember.

Kiai Afifuddin juga menegaskan pentingnya menjaga negara ini, sampai diperbolehkan berperang. Dicontohkan, saat di Makkah selama 13 tahun, Rasulullah walaupun didhalimi, dicaci maki,  Allah melarang melakukan perang.

Tapi, setelah Rasulullah hijrah ke Madinah dan sudah ada negara Madinah, baru Allah SWT mengizinkan perang. “Tentu dalam rangka membela Negara,” ulasnya.

“Oleh karena itu, kita hidup di Negara Indonesia ini harus berbuat sesuatu yang bermanfaat pada Negara, dan jangan melakukan kemudharatan pada Negara,” pesan kiai.

Selain itu, Kiai Afifuddin juga mengingatkan bahwa menjadi pemimpin itu berat, karena kelak akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah.

Menjadi pemimpin itu bisa menjadi jalan yang mudah menuju surga. Dalam hadist Nabi bahwa  kebijakan pemimpin yang adil satu hari seperti ibadah 60 tahun.

Sebaliknya, pemimpin akan mudah menuju neraka bila membuat kebijakan yang mudharat bagi rakyat dan negara. Istighatsah Kebangsaan yang dihadiri Rais Syuriyah PBNU ini menunjukan harmonisasi hubungan Nahdlatul Ulama dan Pemerintah Kabupaten Jember. (*)