Takziah ke Rumah Guru yang Meninggal di Tol Paspro, Bupati Jember Serahkan Santunan dan Hak-hak Almarhum

Bupati Jember, dr. Faida, MMR, bersama keluarga almarhum Atok Subuh Yulianto, saat takziah ke rumah almarhum di Ranu Pakis, Rt 3 Rw 13, Kaliboto Kidul, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, bersama Kadispendik Jember, Dr H Edi B Susilo dan Kepala PT Taspen Jember, Senin sore (25/11/2019).
Bupati Jember, dr. Faida, MMR, bersama keluarga almarhum Atok Subuh Yulianto, saat takziah ke rumah almarhum di Ranu Pakis, Rt 3 Rw 13, Kaliboto Kidul, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, bersama Kadispendik Jember, Dr H Edi B Susilo dan Kepala PT Taspen Jember, Senin sore (25/11/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Lumajang – Sebagai wujud perhatian dan belasungkawa atas meninggalnya guru SMPN 1 Sumberbaru, Atok Subuh Yulianto, Bupati Jember, dr. Faida, MMR, takziah ke rumah almarhum di Ranu Pakis, Rt 3 Rw 13, Kaliboto Kidul, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang. Di rumah duka, Bupati Faida diterima keluarga almarhum, isteri dan anaknya, Senin sore (25/11/2019).

Almarhum Atok, yang semasa hidupnya sebagai Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Sumberbaru, meninggal setelah mobil yang ditumpanginya mengalami kecelakaan di ruas tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) pada hari Minggu, 24 November 2019. Diduga, sopir mobil yang ditumpangi Atok mengantuk, hingga menabrak pembatas jalan tengah.

Almarhum meninggal dalam perjalanan untuk mengikuti upacara peringatan Hari Guru di Surabaya bersama 13 guru lainnya. Dalam kecelakaan itu, dari 14 guru yang berada dalam satu mobil, selain Atok yang meninggal, 2 orang guru lainnya mengalami luka agak parah.

Pada acara takziah ini, bupati juga mengajak PT Taspen untuk membantu menyampaikan hak-hak almarhum. Almarhum Atok, sebelumnya sudah terdukung asuransi kematian dan jaminan kematian.

“Serta diberikan beasiswa untuk anak-anak almarhum,” tutur Bupati Faida. Total dana yang diberikan sebesar Rp. 150.163.000.

Menurut bupati, keluarga almarhum merupakan keluarga pendidik. Ini diketahui setelah takziah, adik dan istri almarhum ternyata juga seorang guru. “Ternyata memang keluarga pendidik dan sangat menjiwai profesinya,” ungkap bupati kepada wartawan.

Bupati juga menyatakan, bahwa almarhum Atok meninggal dalam keadaan terhormat. “Alhamdulillah, saya melihat anak-anak tabah, dan mereka tetap melanjutkan sekolahnya,” ungkapnya lagi.

Dari yang terlihat saat takziah, bupati menilai, keluarga almarhum berhubungan baik dengan lingkungan sekitar. “Karena baik dengan lingkungannya, keluarga ini tidak sendiri, lingkungan akan juga menjaganya dengan baik,” ujarnya.

Mengenai hak-hak lain dari almarhum, lanjut bupati, akan diproses lebih lanjut. Pemerintah Kabupaten Jember juga akan terus mengawal anak-anak dari almarhum Atok.

Bupati juga berharap hak-hak almarhum yang telah diserahkan bisa menjadi penguat dan membesarkan hati keluarga. “Meskipun tidak ada ayahnya, jangan sampai cita-cita anak-anaknya terhambat,” tegasnya.

Kepada keluarga yang ditinggalkan, bupati berpesan agar senantiasa tabah dalam menghadapi cobaan. “Hak-hak yang diberikan ini bisa menjadi penguat, dan membesarkan hati keluarga, karena kehidupan terus berlanjut,” pungkasnya. (*)