Gelar Rakor, Wagub Jatim dan Bupati Jember Bahas Sejumlah Persoalan

Wagub Jatim, Emil Dardak, saat rakor bersama Bupati Jember, dr. Faida. MMR dan Forpimda Jember, di kantor Bakorwil Jember, Jalan Kalimantan, Rabu malam (18/03/2020)
Wagub Jatim, Emil Dardak, saat rakor bersama Bupati Jember, dr. Faida. MMR dan Forpimda Jember, di kantor Bakorwil Jember, Jalan Kalimantan, Rabu malam (18/03/2020)

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Rapat koordinasi (rakor) yang digelar Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, dan Bupati Jember, dr. Faida, MMR, di kantor Bakorwil Jember, untuk membahas sejumlah persoalan yang terjadi di Jember. Diantaranya soal kondisi sungai Jompo yang longsor dan saat ini sedang ditangani Pemprov Jatim dan Pemkab Jember.

Wagub menyatakan akan terus mencari solusi, meski penanganannya saat ini terkendala akses dan kondisi cuaca. Langkah yang akan dilakukan itu, diantaranya mobilisasi alat berat di kawasan sungai.

“Kami mengapresiasi kerja keras dari semua elemen, termasuk bagaimana forkopimda mengawal penanganan kawasan di Jompo,” ujar Wagub Jatim, Emil Dardak, dalam rakor bersama Bupati Jember, dr. Faida. MMR, di kantor Bakorwil Jember, Jalan Kalimantan, Rabu malam (18/03/2020).

Dalam rapat itu juga dibahas penanganan Covid-19, utamanya kesiapan Rumah Sakit dr Soebandi yang menjadi rumah sakit rujukan. Dalam kaitan ini, Pemerintah Kabupaten Jember telah menambah ruang isolasi di RS Soebandi, dari empat ruang menjadi tujuh ruang.

Terkait dengan deman berdarah dengue (DBD), Emil menyatakan, data yang dilaporkan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember menunjukkan tren yang membaik. Jumlah penderita deman berdarah menurun drastis.

Upaya yang telah dilakukan berupa pengasapan atau fogging. Selain juga melalui upaya preventif dengan penanganan dan pemberantasan jentik-jentik.

Mengenai adanya sejumlah penderita deman berdarah di Jember, Emil menyatakan belum bisa ditetapkan sebagai KLB (kejadian luar biasa). Untuk hal ini, Emi mengatakan, akan dikomunikasikan dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur guna memastikan detail permasalahannya.

Sementara Bupati Jember dalam rapat koordinasi itu menjelaskan beberapa langkah Pemerintah Kabupaten Jember dalam mencegah penularan virus corona. Langkah yang telah dilakukan yaitu menambah ruang isolasi di RS dr. Soebandi, penyemprotan disinfektan pada tempat-tempat umum, seperti sekolah-sekolah, pondok pesantren, dan pabrik-pabrik.

“Juga sosialisasi kepada seluruh masyarakat untuk melakukan pencegahan melalui informasi panduan menjaga kebersihan,” terangnya.

Mengenai kasus demam berdarah di Jember, bupati mengungkap dari 50 puskesmas terdapat 10 puskesmas dengan kasus demam berdarah yang tinggi. Puskesmas yang dimaksud berada dalam satu kecamatan.

Sama dengan yang disampaikan Wagub Jatim, meski terdapat data kematian akibat kasus DBD, namun menurut Bupati Faida, belum bisa ditetapkan sebagai kejadian luar biasa.

Terkait dengan bencana Kalijompo, bupati menyampaikan ucapan terima kasih atas sinergi penanganan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Bupati berharap Pemprov Jatim memberikan solusi khusus penanganan kawasan Jompo ke depan. (*)