Seperti Apa Keseharian ODR Covid-19 yang Menjalani Isolasi di JSG ? Berikut Penjelasannya

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Mendengar kata isolasi bagi orang dalam resiko (ODR) Covid-19 di Jember Sport Garden (JSG), mungkin yang terbayang di benak, orang tersebut ditempatkan di suatu ruangan dan tidak bisa melakukan apa-apa. Padahal tidaklah demikian adanya.

Menjalani isolasi di Jember Sport Garden (JSG) tidaklah seperti yang dibayangkan kebanyakan orang. Berada di tempat ini ternyata cukup nyaman, karena menjalani aktivitas hidup sehat.

“Setiap pagi warga yang diisolasi mengikuti olahraga dengan prajurit TNI. Sore harinya, mereka berolahraga sesukanya, seperti sepakbola, voli, bulutangkis, dan tenis meja,” ungkap Gatot Triyono, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Kabupaten Jember.

Selain bisa berolahraga, mereka juga leluasa menjalani ibadah dengan teratur pula. Tapi sudah barang tentu, salat ini dilaksanakan dengan protokol Covid-19. Seperti saat mereka melaksanakan salat Jumat berjamaah, hari Jumat, 17 April 2020.

Lain dari itu, mereka juga bisa menghabiskan waktunya dengan menikmati sajian hiburan di televisi. Bahkan ada fasilitas wifi gratis, yang bisa mereka gunakan untuk melakukan panggilan video dengan keluarga di rumah.

Demikian pula dalam soal makanan. Untuk mereka yang menjalani isolasi, tersedia makanan dengan menu sehat untuk tiga kali sehari, ditambah snack.

Jaminan makan ini juga dirasakan oleh keluarga mereka yang ada di rumah. Sebab, pemerintah memberi mereka beras 25,6 kilogram.

“Karena itu, banyak warga yang menjalani isolasi di JSG mengaku nyaman. Suasana yang dirasakan seperti kehidupan biasanya, tidak seperti karantina di rumah sakit,” ungkap Gatot.

“Ayo kita sama-sama memutus rantai penularan covid-19 dan mendukung pencegahan covid-19 dengan mematuhi protokol yang ada,” ajaknya.

Warga yang menjalani isolasi di JSG ini sebelumnya menjalani pemeriksaan di lima pintu masuk Jember saat mereka datang untuk kembali ke rumah. Mereka itu masuk dalam kriteria orang dalam resiko (ODR).

Oleh karenanya, agar masalah Covid-19 bisa segera berakhir, Gatot mengajak semua lapisan masyarakat berjuang bersama-sama mencegah penularan virus dengan melaksanakan belajar di rumah dan bekerja dari rumah, serta tetap menjaga jarak. Karena dampak dari upaya pencegahan penularan virus ini, banyak warung yang terpaksa tutup, dan berakibat pedagang mengalami penurunan penghasilan.

Kesediaan menjalani isolasi merupakan bentuk dukungan kepada masyarakat yang telah berjuang bersama-sama untuk mencegah penularan corona. “Jangan sampai gara-gara beberapa orang dari luar kota yang termasuk zona merah, yang membawa virus corona, membuat mata rantai penularan tidak segera putus. Maka semakin lama kita harus menjaga jarak,” nya.

Selama ini, semua yang tertular menunjukkan adanya riwayat bepergian atau baru balik dari zona merah, seperti Banyuwangi, Bali, Situbondo, Lumajang, Malang, Surabaya, Jakarta, maupun luar negeri. “Mereka adalah saudara-saudara kita, yang harus didukung keberadaannya oleh masyarakat. Dikuatkan mentalnya, didukung kebutuhannya dengan cara sesuai protokol dari Kementerian Kesehatan,” pesannya.(*)