Santri Jember Maupun dari Luar Kota yang Tidak Pulang Kampung Diberi Bantuan Sembako dan Uang

Bupati Jember, dr. Faida, MMR, saat memberi bantuan paket sembako dan uang kepada santri yang tidak pulang demi kepentingan bersama untuk memutus penularan Covid-19.
Bupati Jember, dr. Faida, MMR, saat memberi bantuan paket sembako dan uang kepada santri yang tidak pulang demi kepentingan bersama untuk memutus penularan Covid-19.

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Semua santri yang memilih tidak pulang kampung, mematuhi imbauan pemerintah mendapatkan bantuan. Santri yang mendapat bantuan tersebut, baik yang berasal dari Jember maupun asal luar kota Jawa Timur yang tidak ber-KTP Jember.

Santri di Kabupaten Jember yang memilih tidak pulang ke kampung halamannya demi menghindari terjadinya penularan Covid-19, seluruhnya tidak kurang dari 962 orang. Atas jepatuhannya terhadap imbauan pemerintah itu, Bupati Jember, dr. Faida, MMR, memberi bantuan paket sembako dan uang kepada mereka.

“Kami antar bantuan untuk para santri pondok pesantren yang tidak mudik,” kata Bupati Faida, kepada wartawan, Sabtu (23/05/2020).

Bupati menyebut para santri itu yang mengikuti anjuran pemerintah agar memutus penyebaran Covid-19, diantaranya berasal dari Banjarnegara, Kebumen, Brebes. Mereka ini sudah turun temurun mondok di Jember. Jumlah terbanyak berasal dari Kabupaten Kebumen dengan jumlah mencapai 139 orang santri

Bupati pun berkesempatan melakukan panggilan video dengan Bupati Kebumen, KH. Yazid Mahfudz. Kedua pemimpin ini pun saling menitipkan warganya.

“Tadi juga video call dengan Bupati Kebumen dan menyampaikan bahwa anak-anak dari luar kota yang ada di Jember kondisinya baik-baik saja, dan sudah terdata di Pemkab Jember,” kata bupati.

Bupati juga menitipkan anak-anak Jember pada Bupati Kebumen. “Kita semua gotong royong bersama-sama agar Covid-19 ini cepat berakhir,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Kebumen juga berkesempatan menyampaikan terima kasih kepada Bupati Jember telah memberikan bantuan. “Terima kasih ibu. Saya juga punya saudara di pesantren Jember,” ujarnya.

Sementara itu, Rohim Junaidi menyatakan dirinya tidak pulang demi kepentingan bersama untuk memutus penularan. “Memutus penularan yang dapat terjadi di perjalanan. Saya memilih kepentingan bersama, supaya tidak terjadi buntut penularan lagi,” kata santri Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Raden Rahmat, Talangsari, Kaliwates ini.

Pemuda asal Donggala, Palu, ini juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati Jember Faida atas bantuan yang diberikan. Ia juga menitip salam untuk keluarganya di rumah. “Terima kasih kepada Bupati Jember dan semua jajarannya, dan salam untuk keluarga saya. Maaf belum bisa mudik di rumah karena situasi yang tidak memungkinkan,” ujarnya.

Bantuan yang diberikan Bupati Faida berupa beras 5 kg, minyak 2 liter, dan gula 1 kg. Serta uang sebesar Rp. 100 ribu.(*).