Dengan Memberi Bekal Sajadah, Vitamin, Masker serta Fasilitas Kendaraan, Pemkab Jember Berangkatkan 202 Santri Balik ke Ponpesnya di Sidogiri

Wakil Bupati Jember Drs. KH. A. Muqit Arief, memasangkan masker kepada seorang santri yang akan kembali ke pesantrennya di Sidogiri, Kraton, Pasuruan, di Ponpes Nurul Qur’an, Desa Rowotamtu, Kecamatan Rambipuji, Rabu (15/07/2020).
Wakil Bupati Jember Drs. KH. A. Muqit Arief, memasangkan masker kepada seorang santri yang akan kembali ke pesantrennya di Sidogiri, Kraton, Pasuruan, di Ponpes Nurul Qur’an, Desa Rowotamtu, Kecamatan Rambipuji, Rabu (15/07/2020).

Jember.LONTARNEWS.COM. Sebagaimana dilakukan kepada santri dari pondok pesanten yang lain, sebelum berangkat kembali ke tempat menimba ilmu, santri dari ponpes Sidogiri, Pasuruan, terlebih dahulu menjalani rapid test kesehatan. Ini dilakukan, demi keselamatan dan kenyamanan para santri itu sendiri dalam menimba ilmu agama di tempatnya belajar, yakni pondo pesantren.

“Kegiatan ini merupakan wujud dari progam Pemerintah Kabupaten Jember, bahwa seluruh santri dari Jember yang akan kembali ke pondok harus mengikuti rapid test dulu demi keselamatan mereka,” terang Wakil Bupati Jember Drs. KH. A. Muqit Arief, dalam acara pelepasan dan rapid test 202 santri Ponpes Sidogiri, di Ponpes Nurul Qur’an, Desa Rowotamtu, Kecamatan Rambipuji, Rabu (15/07/2020).

Selain menjalani rapid test gratis, untuk keperluan para santri, Pemkab Jember juga memberikan fasilitas lain, yakni berupa kain alas solat (sajadah) supaya mudah dicuci. Juga bekal vitamin untuk sebulan, masker serta fasilitas kendaraan yang mengantar langsung ke ponpes.

Selama ini, dalam menjalani kehidupan sehari-hari, para santri selalu berkumpul dan bersama. Mulai dari mandi hingga tidur, selalu di tempat yang sama atau digunakan bersamaan.

Karena itu, para santri diharapkan betul-betul memperhatikan pola hidup bersih selama di pondok pesantren. “Rapid test ini hanya salah satu pencegahan Covid-19,” jelas wabup.

Demi keselamatan bersama, para santri juga diharapkan menghindari saling ganti tempat makan maupun tukar menukar pakaian. Santri juga diharapkan memutus interaksi di luar ponpes, termasuk dengan orang tua, karena dikhawatirkan ada virus yang terbawa dari luar ponpes.

Demikian pula untuk para pengasuh ponpes di Jember, juga diharapkan betul-betul mengontrol, mengondisikan para santri, melakukan protokol kesehatan, dan pola hidup bersih dan sehat. “Sampai saat ini masih belum ada santri yang reaktif dan masih berjalan sesuai dengan harapan,” kata wabup. (*).