Penyelesaian Masalah Irigasi Imasco, Bupati Jember: “Yang Kita Perjuangkan adalah Satu Saja, Petani Harus Dapat Air”

Bupati Jember, dr. Faida. MMR, menandatangani petisi mahasiswa yang meminta dikembalikannya saluran irigasi di kawasan pabrik semen Puger seperti sediakala
Bupati Jember, dr. Faida. MMR, menandatangani petisi mahasiswa yang meminta dikembalikannya saluran irigasi di kawasan pabrik semen Puger seperti sediakala

Jember.LONTARNEWS.COM. Kehadiran mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember dan petani Puger untuk menyampaikan aspirasinya terkait saluran irigasi yang dibuat PT Imasco Puger dan merugikan petani, diapresiasi Bupati Jember, dr. Faida. MMR. Bupati Faida mendukung atas langkah yang dilakukan mahasiswa karena telah memperjuangkan nasib petani, tanpa ada kepentingan yang lain.

Bupati memegang komitmen itu, sebagimana memegang komitmen untuk menolak tambang di Silo. “Saya percaya kalian melaksanakan ini sebagai satu idealisme anak muda, idealisme mahasiswa dalam mengambil peran dalam pembangunan,” ucap Bupati Faida melalui pengeras suara di hadapan ratusan mahasiswa dan petani yang berunjukrasa di Jalan Sudarman, depan kantor Pemkab Jember, Kamis (17/9/2020).

Namun begitu, ada kewenangan yang menurut Bupati Faida, harus dibagi antara pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat dalam menyelesaikan masalah itu. “Yang kita jaga, yang kita kawal, yang kita perjuangkan adalah satu saja, yaitu petani harus dapat air, sampai di sawah paling ujung. Bukankah itu yang kita perjuangkan,” ucap Bupati Faida.

Oleh karenanya, agar perjuangan itu bisa membuahkan hasil, Bupati Faida, meminta petani Puger dan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember mendampingi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya (DPU CK) dan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPU BM) Kabupaten Jember ikut ke Jakarta. Keikutsertaan petani dan mahasiswa ke Jakarta ini, diharapkan bisa berjuang bersama-sama guna menyelesaikan masalah irigasi yang dibuat PT Imasco, karena merugikan petani di daerah itu.

“Saya meminta perwakilan PMII dan petani mendampingi dinas terkait untuk ikut ke Jakarta, menyampaikan secara langsung di pemerintah pusat sebagai pihak yang paling berwenang untuk tindak lanjut kasus ini,” kata Bupati Faida.

Aksi unjuk rasa yang digelar petani dan mahasiswa di depan kantor Pemkab Jember ini, meminta saluran irigasi yang dibuat oleh perusahaan semen tersebut segera dikembalikan seperti sediakala. Saluran yang dibuat perusahaan itu merupakan uji coba, namun gagal karena aliran air tidak sampai ke hilir, sehingga mengakibatkan sawah milik petani kekurangan air.

Terhadap tuntutan petani dan mahasiswa yang konsisten dengan perjuangannya, Bupati Faida bersemangat untuk menyelesaikan bersama dengan satu langkah hingga tuntas. Pemerintah pusat, kata Faida, juga telah berkomitmen untuk memfasilitasi penyelesaian masalah tersebut.

“Kita tunggu jadwal dari pusat, karena memang kewenangan pusat. Kita hadiri bersama-sama, dan apa yang disampaikan didengar dan dilakukan bersama-sama,” tutur Bupati Faida di hadapan peserta unjuk rasa.

Sementara itu, pada unjuk rasa yang digelar PMII sebelumnya, Bupati Faida juga dengan cepat merespon aspirasi mereka dengan mengirim surat ke pemerintah pusat yang ditembuskan ke sejumlah instansi pemerintah lainnya, termasuk Gubernur Jawa Timur. Pengiriman surat tersebut sebagai bagian dari sikap pemerintah saat ini.

“Kami tidak ingin huru hara, tetapi solusi yang tuntas. Kita tunggu jadual dari kementerian,” tegas Bupati Faida.(*).