Petaka Pinang dan Sirih, Raja Besar Abad XVI di Jawa Tewas Ditikam Bocah 10 Tahun

Sultan Trenggono, raja terbesar Kesultanan Demak yang bertahta dari tahun 1521–1546 ini terbunuh saat melakukan penyerangan ke wilayah Blambangan di Panarukan. Raja Demak ke tiga ini tewas akibat tikaman belati seorang bocah yang baru berumur 10 tahun.

LONTARNEWS.COM. Tidak banyak sumber yang bisa dijadikan rujukan untuk menceritakan sebab kematian raja terbesar di Tanah Jawa pada paruh abad 16.

Penulisan peristiwa kematian raja yang memerintah selama kurang lebih 25 tahun, dari tahun 1521–1546, itu hanya bersumber dari catatan seorang pelaut Portugis, yang pernah tinggal di Jawa.

Bacaan Lainnya

Orang Portugis, yang dikenal dengan nama Fernandez ‘Fernao’ Mendez Pinto, merupakan seorang pelaut sekaligus penulis yang hidup di abad ke-16.

Ia pernah tinggal di Pulau Jawa dan membuat catatan banyak hal tentang dunia belahan timur, diantaranya Nusantara, Jawa khususnya.

Sebagai seorang pelaut yang juga pedagang, Mendez Pinto pernah singgah di beberapa daerah di bumi belahan timur. Selain untuk berdagang, juga bermaksud menguasai jalur perdagangan.

Beberapa daerah di kawasan timur yang pernah disinggahi, seperti Tiongkok, India, Burma, Indochina, Jepang, termasuk Nusantara.

Sebagian kisah yang ditulisnya sering dianggap berlebihan, sebab itu ia disebut sebagai pembohong. Meski sejumlah catatannya sering diragukan kebenarannya, namun dari beberapa catatan tentang dunia timur masih tetap dianggap penting.

Hal itu setidaknya untuk mengetahui gambaran tentang kondisi suatu walayah atau peristiwa di negeri yang pernah dikunjungi.

Mendez Pinto yang lahir di kota Montemor-o-Velho merupakan seorang pelaut sekaligus penulis Portugis. Pada tanggal 11 Maret 1537 dia berlayar dari Portugal menuju India melalui Mozambik, Afrika bagian tenggara.

Pos terkait