Kaget Mengetahui Bekas Lokalisasi Besini Seperti Tidak Ada Kehidupan, Bupati Jember Janji Akan Pantau Sewaktu-waktu

20210705 132623 e1625466758121
Bupati Jember, Hendy Siswanto, saat melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarat (PPKM) Darurat di bekas lokalisasi Besini, Kecamatan Puger, Senin (04/07/2021).

Jember.LONTARNEWS.COM. Bupati Jember, Hendy Siswanto, menyatakan akan terus memantau dengan sewaktu-waktu melakukan sidak atas keberadaan bekas lokalisasi Besini di Kecamatan Puger. Rencana ini muncul, setelah bupati melihat sendiri kondisi Besini, saat dilakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarat (PPKM) Darurat di wilayah Kecamatan Puger, Senin (04/07/2021).

Dalam sidak ke kawasan bekas lokalisasi prostitusi yang diikuti Satgas Covid-19 dan rombongan Forkopimda itu, bupati tidak mendapati adanya aktifitas kehidupan. Di lokalisasi yang sudah ditutup sejak tahun 2007 berdasarkan SK Bupati nomor 88 tahun 2007 ini, terlihat sepi, hanya ada beberapa warga yang berjaga.

“Kami malam ini melakukan sidak di pinggiran untuk memastikan PPKM Darurat berjalan sesuai yang diharapkan. Dan saat kami lihat di Besini ini, ternyata malah seperti gak ada kehidupan, dan sepi, hanya ada beberapa warga yang berjaga saja,” ungkap Bupati Hendy.

Ditegaskan bupati, lokalisasi Besini yang sudah ditutup sejak tahun 2007 lalu, keberadaannya akan terus dipantau. Ini dilakukan, mengingat, meski secara resmi sudah ditutup, namun fakta di lapangan, dalam keseharian di lokalisasi Besini masih ada aktifitas.

“Walaupun sudah ditutup, selama ini kan masih ada saja aktivitas disini, makanya saat kami cek malam ini kok sepi, saya juga heran, tapi sewaktu-waktu kami akan kembali untuk memastikannya,” tegas bupati.

Pemantauan terhadap bekas lokalisasi agar tidak kembali dijadikan tempat maksiat ini, rencananya akan diikuti dengan upaya solusi bagi penghuninya. “Memang harus dicarikan solusi yang terbaik kalau lokalisasi ini benar-benar ditutup secara permanen,” papar bupati.

Atas rencana akan dilakukannya pemantauan terhadap aktifitas di lokalisasi ini, Johan, warga yang tinggalkan di lokalisasi tersebut, menyadari, bahwa praktik mesum di tempat itu sudah resmi dilarang sejak 2007 silam. Namun begitu Johan meminta perhatian pemerintah untuk mencarikan jalan keluarnya bagi penghuninya, setelah tempat itu benar-benar dibersihkan dari aktifitas maksiat.

“Kami tau bahwa lokalisasi ini sudah ditutup oleh Pemkab, tapi sampai saat ini Pemkab belum sepenuhnya memberikan solusi kepada kami dan para PSK. Kami tetap minta solusi yang baik, dan bagaiamanpun juga, kami dan PSK kami adalah manusia juga yang butuh masa depan yang pasti,” ucap Johan menghiba. (jon).

Loading