Dengan PCR Bantuan BNPB, Kondisi Seseorang yang Rapid Testnya Reaktif Bisa Segera Dilakukan Swab

IMG 20200622 065705 e1592784051660
Bupati Jember, dr. Faida, MMR, saat menerima kunjungan perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Mayjend (purn) Eko Budi S, di Pendopo Wahya Wibawagraha, Sabtu (20/06/2020).
IMG 20200622 065705
Bupati Jember, dr. Faida, MMR, saat menerima kunjungan perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Mayjend (purn) Eko Budi S, di Pendopo Wahya Wibawagraha, Sabtu (20/06/2020).

Jember.LONTARNEWS.COM. – Gugus Tugas Covid-19 Pusat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), melakukan kunjungan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jember. Kunjungan ini bertujuan, untuk mengevaluasi penanganan Covid-19 di Kabupaten Jember, utamanya terkait operasional polymerase chain reaction (PCR) untuk pemeriksaan kasus Covid-19.

Bantuan alat laboratorim yang diterima Pemkab Jember beberapa waktu lalu itu sudah dipasang di RSD dr Soebandi. “Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jember mendapat kunjungan dari Gugus Tugas Covid-19 pusat, dari BNPB,” kata Bupati Jember, dr. Faida, MMR, usai menerima kunjungan perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Mayjend (purn) Eko Budi S, di Pendopo Wahya Wibawagraha, Sabtu (20/06/2020).

Alat laboratorim yang diterima Pemkab Jember
dari BNPB itu, kata bupati, bisa lebih mempercepat mengetahui kondisi seseorang yang hasil rapid testnya reaktif. Sehingga bisa langsung dilakukan swab. “Hasil swab-nya tidak perlu dirujuk lebih jauh lagi,” terang bupati.

Sekadar diketahui, PCR digunakan untuk mendiagnosis penyakit Covid-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus korona. Pemeriksaan dengan alat ini dapat menjawab cepat, apakah pasien boleh pulang atau harus menjalani perawatan lebih lanjut.

Alat laboratorium ini sangat mendukung pemeriksaan cepat atau rapid test massal yang dilakukan di berbagai tempat di Jember. Operasional alat itu juga didukung dengan pelatihan tenaga medis, yang dilakukan secara online.

Ada sekitar 150 tenaga medis mengikuti pelatihan tersebut. Petugas di setiap puskesmas, sekitar dua sampai tiga orang, mengikuti pelatihan itu.

“Tenaga medis yang bertugas untuk mengambil swab sudah tambah banyak yang dilatih. Paling penting adalah penegakan diagnosa yang lebih cepat,”tambahnya. (*)

Loading