Terjadinya perubahan organisasi pertahanan yang kemudian diberi nama COG ini, selanjutnya diikuti dengan langkah yang sama di tingkat komando pertahanan daerah.
Di Karesidenan Besuki, Resimen 40 sebagai kesatuan pasukan yang membawahi beberapa batalion, sekaligus organisasi pertahanan di wilayah timur Jawa Timur, dirubah menjadi COG III.
Perubahan Resimen 40 menjadi COG III juga diikuti dengan penggabungan beberapa batalion yang ada di Karesidenan Besuki. Batalyon Rasadi di Situbondo digabung dengan Batalyon Magenda di Bondowoso, dan beranti nama menjadi Batalyon Gerilya (BG) IX.
Demikian juga dengan dua batalyon yang ada di Jember, Batalyon Alap Alap dan Garuda Putih digabung ke dalam satu batalyon dengan nama Batalyon Gerilya (BG) VIII.
Sesuai perubahan organisasi pertahanan, Resimen 40 yang sudah berubah menjadi COG III, kemudian ditindaklanjuti oleh batalyon hasil penggabungan dengan membentuk COG di tingkat bawah.
Sektor pertahanan di Jember dibagi menjadi 4 sub sektor. COG III/A di wilayah utara, Kawedanan Jember dan Rambipuji, COG III/B di wilayah timur selatan, Mayang, Kalisat dan sekitarnya, COG III/C, di wilayah barat, Tanggul sekitarnya, COG III/D, wilayah Ambulu, Kencong sampai perbatasan Lumajang.
Khusus COG III/C, yang daerah perjuangannya di wilayah sub sektor Jember barat, di bawah pimpinan Lettu R Winoto, setelah terjadi perubahan organisasi pertahanan langsung membentuk barisan pasukan yang melibatkan para bromocorah.
Barisan Pasukan Maling atau Brigade Maling dibentuk sesuai intruksi pimpinan TNI, bahwa tugas yang harus dilaksanakan meliputi: