Kereta Trem, Transportasi Umum di Jember Selatan Masa Hindia Belanda

Stasiun Balung ini pernah menjadi titik bertemunya pedagang hasil bumi dan penumpang trem uap yang datang dari Ambulu maupun Puger untuk meneruskan perjalanannya ke Rambipuji. Saat jalur trem untuk kawasan Jember selatan ini masih beroperasi stasiun Balung menjadi perlintasan memecah jalur trem menuju Ambulu dan Puger.

Pengerjaan jalur kereta api Lumajang-Kencong selesai dilaksanakan pada tahun 1928. Setelah jalur Lumajang-Kencong selesai, pengerjaan jalur KA diteruskan dari Kencong ke Balung sepanjang 42 kilometer.

Pembuatan jalur KA dari Lumajang – Kencong-Balung, hingga Rambipuji, ini dimaksudkan untuk membantu pengiriman gula dari Pabrik Gula Gunung Sari yang ada di wilayah Kencong.

Bacaan Lainnya

Pabrik gula baru yang lokasinya terletak di jalan antara Lumajang dan Kasian (Puger/Balung), ini didirikan oleh Handel Vereeniging Amsterdam (HVA), yaitu perusahaan perdagangan bidang perkebunan, yang salah satunya mendirikan Pabrik Gula Djatiroto

Tahun 1929, seiring semakin meningkatnya kebutuhan akan kendaraan untuk mengangkut hasil bumi sekaligus penumpang, staatsspoorwegen melakukan pergantian jalur trem Rambipuji-Balung-Puger dari yang semula lebar sepur (rail) hanya 600 mm diganti dengan 1.067 mm.

Pergantian ukuran sepur (rail) ini hanya dilakukan pada jalur Balung-Rambipuji sepanjang 12 kilometer yang akan dilalui kereta api.

Sedang jalur yang dari Balung ke Kencong hingga Lumajang sudah lebih dulu menggunakan lebar sepur 1.067 mm.

Dengan digantinya sepur (rel) dari ukuran 600 mm menjadi 1.067 mm, peran trem dalam pelayanan jasa transportasi di kawasan selatan Jember digantikan oleh kereta api.

Saat ini, setelah jalur bekas kereta api dan stasiun yang sudah lama tidak fungsikan, kondisinya sudah rusak parah.

Begitupun dengan sepur atau rail yang pernah digunakan untuk lintasan trem dan kereta api, sudah tidak jelas keberadaannya.(*).

Pos terkait