Apa yang mereka gunakan? Bukankah ketika itu belum ada sabun atau detergen yang bisa digunakan untuk mencuci dan membersihkan pakaian?.
Langkah pertama yang biasa dilakukan para pekerja penatu (fullonica, fullones atau fullery), setelah pakaian yang akan dicuci sudah terkumpul, lalu disiapkan tong berisi air.
Bahan detergen yang biasa digunakan penatu (laundry) atau tukang cuci untuk mencuci pakaian di zaman Romawi adalah urine atau air kencing, baik dari manusia maupun hewan.
Dalam laporan majalah Smithsonian, dikatakan, bahwa urine mengandung amonia, zat dasar yang bisa membersihkan kotoran dan noda minyak dengan menangkal sifatnya yang sedikit asam.
Selanjutnya, semua pakaian yang hendak dicuci kemudian dimasukkan ke dalam tong yang sudah diisi air bercampur air kencing.
Setelah semua pakaian sudah berada di dalam tong, pekerja penatu kemudian mengaduk dan menginjak-injak kain atau pakaian tersebut seperti layaknya mesin cuci modern.
Proses ini dilakukan untuk menghilangkan noda dan bau. Dan setelah pencucian di dalam tong dianggap cukup, pakaian kemudian dikeluarkan.
Selanjutnya pakaian diperas dengan tangan, lalu dipukul dengan menggunakan tongkat, agar kotoran yang tersisa lepas dari pakaian.
Setelah itu pakaian kembali dibilas sampai bersih. Jika noda masih terlihat, proses tersebut akan diulang lagi.
Kalau sudah terlihat bersih, pakaian kemudian dipindahkan ke area pengeringan. Tapi sebelum diletakkan di rak pengeringan, pakaian akan diperas lagi dengan tangan.