Melihat Nila Taksaka berubah wujud menjadi Ular Raksasa, Prabu Mayang Kusuma yang sudah bersiap untuk adu kesaktian langsung mengambil ancang-ancang.
Dalam posisi yang tidak terlalu jauh dari Nila Taksaka, Prabu Mayang Sukma langsung menarik busur panah yang dipegangnya, dan seketika melepaskan anak panah ke Prabu Nila Taksaka.
Anak panah itupun menancap tepat di kepala Ular Raksasa jelmaan Raja Nusa Barong, Nila Saksaka, yang hendak menyeberangi laut menuju Nusa Barong.
Tak pelak, karena besarnya kekuatan magis yang ada di dalam anak panah Prabu Mayang Sukma, kepala Ular Raksasa itu pun hancur.
Ular Raksasa itu mati sebelum seluruh badannya berhasil masuk lautan. Saat kepalanya hancur akibat tertembus anak panah Raja Mayang Sukma, badan Ular Raksasa masih tertinggal di daratan.
Badan Ular Raksasa yang kepalanya hancur karena tertembus anak panah Prabu Mayang Sukma, Raja dari Kerajaan Medang Kemulan itu, sekarang sudah berwujud batu.
Dari kisah inilah batu tersebut di kemudian hari oleh masyarakat dikenal dengan nama “Watu Ulo” atau “Batu Ular”. (lontarnews.com).
Sumber: Antologi Cerita Rakyat Jawa Timur.