Putera puteri group band legendaris Koes Plus, melarang kelompok musik T’Koes, dan siapapun menyanyikan lagu-lagu karya orang tua mereka.
Putera puteri group band legendaris Koes Plus, melarang kelompok musik T’Koes, dan siapapun menyanyikan lagu-lagu karya orang tua mereka.
Kapan-kapan kita berjumpa lagi Kapan-kapan kita bersama lagi
Mungkin lusa atau di lain hari
Kapan-kapan kita pergi bersama
Kapan-kapan kita bersendagurau
Lihatlah di jari manisku
Cincin melingkar selalu
Tanda ikatan kasih sayang
Dan bukan hanya kenangan
Cobalah kau ingat kembali
Selama kau memiliki
Apa saja yang kau alami
Senang dan sedih berganti
Senja kali ini
Mencekam dalam di hati
Kulihat bunga tersendiri
Telah layu tiada berseri
Apakah yang kan terjadi
Bila datang pagi nanti
Embun pagi menerangi
Bersama sang matahari
Ini keroncong pertemuan
Pria dan gadis remaja
Yang t’lah lama merindukan
Kasih sayang bersama
Indah dan syahdu kisahnya
Seakan jauh di surga
Betapa tulus impiannya
Ingin hidup berdua
Sabtu malam kusendiri
Tiada teman kunanti
Di sekitar kulihat dia
Tiada seindah dulu.
Mungkinkah ini berarti
Aku t’lah patah hati
Walaupun ku berkata bukan
Bukan itu….
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jalan cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman
“Padahal Susi Nander mau juga sama saya,” ungkap Yon
11. The Rhytm King (1967) The Rhythm Kings adalah group Selanjutnya
LONTARNEWS.COM. Era tahun 1970an, nama Koes Plus sudah begitu populer Selanjutnya