Soal Ambrolnya Tebing Jembatan Patemon yang Mengakibatkan Orang Terperosok ke Sungai, Warga Minta Tidak Hanya Disurvei Tapi Dibangun

Screenshot 2020 12 26 20 53 25
Pj Kepala Desa Patemon, Suryanto, saat meninjau tebing jembatan Desa Patemon, Tanggul, yang longsor dan saat ini diberi pagar pembatas, Sabtu (26/12/2020).

Jember.LONTARNEWS.COM. Menyusul terjadinya peristiwa terperosoknya gadis berusia 16 tahun, Nafisa, di lubang tebing jembatan di Desa Patemon, Kecamatan Tanggul, Jember, pada hari Rabu (23/12/2020), warga setempat berharap pemerintah segera melakukan perbaikan atas jembatan itu. Pembangunan jembatan ini butuh kesegeraan untuk dilakukan, mengingat kondisinya sudah sedemikian parah dan sangat membahayakan.

“Jangan seperti yang sudah-sudah, hanya disurvei dan diukur sampai berkali-kali, tapi tindaklanjutnya tidak pernah ada,” tukas Gatot Budiono, warga Desa Patemon, Kecamatan Tanggul, Sabtu (27/12/2020).

Perbaikan dan pembangunan jembatan yang merupakan jalur utama menuju tempat wisata Pemandian Patemon dan Desa Kramat Sukoharjo ini, lanjut Gatot, butuh kesegeran. Karena jika tidak, keadaannya dipastikan akan semakin parah, apalagi saat ini musim hujan.

Saat ini saja, tebing jembatan yang mengalami longsor, kondisinya sudah sampai aspal jalan. “Sebaiknya jangan menunggu kondisinya semakin parah sampai tidak bisa dilalui kendaraan,” sergah pria yang kesehariannya berprofesi sebagai advokat itu.

Menanggapi harapan masyarakat ini, Pj Kepala Desa Patemon, Suryanto, mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Baik dengan pihak kecamatan, kabupaten maupun provinsi.

“Kita akan segera ajukan ke dinas terkait, paling tidak akan koordinasi dengan muspika. Mungkin nanti ke pemerintah kabupaten atau propinsi,” ujar Suryanto, saat ditemui di lokasi terjadinya longsor, Sabtu (26/12/2020).

Koordinasi ini harus dilakukan, karena pemerintah desa Patemon tidak memiliki kemampuan untuk membangun jembatan itu. “Anggarannya terlalu besar. Yang kedua, anggaran yang kemarin sudah diploting untuk pembangunan yang lain,” tandasnya.

Pengajuan perbaikan atas jembatan yang sudah tidak layak karena terlalu sempit dan kondisi juga membahayakan ini, menurut Suryanto, sebenarnya sudah sering dilakukan. Namun sejauh ini tidak pernah ada tindaklanjutnya.

“Tapi mudah-mudahan tahun ini bisa terealisasi. Harapan kami semuanya bisa terlibat, karena ini tanggung jawab bersama,” tambahnya. (*).