Perlu Skenario Agar Perpindahan Pedagang Menjadi Momen Penataan Pasar Tradisional Lebih Rapi

IMG 20190414 WA0166 e1555241803709
Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR, berdialog dengan pedagang di pasar Mangli dalam kunjungannya ke tiga pasar tradisional, Kreongan, Gebang, Mangli, Minggu (14/4/2019).
Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR, berdialog dengan pedagang di pasar Mangli dalam kunjungannya ke tiga pasar tradisional, Kreongan, Gebang, Mangli, Minggu (14/4/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Dari kunjungan di tiga pasar tradisional, Kreongan, Gebang dan Mangli, Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR, menilai perlu ada skenario agar perpindahan pedagang menjadi momen untuk menata pasar tradisional lebih rapi. Para pedagang yang saat ini menggelar barang dagangannya di penampungan sementara, akan segera dikembalikan ke tempatnya semula, karena pasar tradisional yang biasa digunakan untuk berjualan sudah selesai direhab.

Kita pastikan datanya, supaya nanti waktu pindahan supaya tidak jadi huru hara,” kata Bupati Faida, saat di Pasar Mangli, Minggu (14/4/2019).

Kunjungan kerja Bupati Jember ke tiga pasar tradisional yang sudah direhab ini juga untuk memastikan, nantinya tidak ada pedagang berebut kios baru. Selain juga untuk memastikan tidak ada jual beli kios kepada pedagang.

Bupati juga tidak akan memberikan toleransi kepada oknum yang melakukan pratik jual beli kios baru. Penataan kios-kios ini dibuat sedemikian rupa dengan menempatkan jenis dagangan pada tempat khusus, sehingga masyarakat mudah mencari kebutuhannya.

“Jika mau mencari onderdil di sebelah mana, dan sayur sebelah mana. Jadi ada plot khusus. Penataan ini dilakukan sesuai dengan jenis. Contoh seperti tadi (di Pasar Gebang, red) ada toko onderdil, itu kan tidak cocok bersebelahan sama sayur,” katanya.

Pun demikian dengan masalah manajemen, bupati menegaskan akan dilakukan perbaikan. Hal ini diantaranya meliputi kebersihan, pengelolaan maupun retribusi.

“Jaman sudah modern, pakai e-retribusi. Nanti ini semua pedagangnya punya kartu pedagang supaya hari itu bayar hari itu terdata,”

Dengan e-retribusi diharapkan tidak ada keterlambatan setor. Diketahui pula data pedagang yang belum bayar. Saat ini masih ujicoba retribusi di tiga pasar.

“Pengelolaan sampah harus juga diperbaiki, supaya bangunan yang baru tidak kembali menjadi kumuh. Nanti kita bina lebih lanjut,” imbuhnya.

Dari 12 pasar tradisional yang direhab pada tahun 2018, ada sekitar sembilan pasar yang dinilai sudah siap untuk dilakukan perpindahan. Pada tahun 2019 akan melanjutkan rehab untuk 15 pasar tradisional lainnya.

Perpindahan pedagang dari tempat penampungan sementara ke kios baru ini akan dilakukan setelah pemungutan suara atau Pemilu 2019. (*).