LONTARNEWS.COM. I. Jember – Penutupan ruas Jalan Sultan Agung, yang merupakan jalur utama sekaligus jantung kota Jember, adalah sebuah keniscaayaan. Karena dengan cara begitu, penanganan Pertokoan Jompo yang ambruk pada hari Senin, 2 Februari 2020, sekira pukul 04.00 tersebut bisa dilaksanakan dengan cepat.
Sebab itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, berharap masyarakat Jember bisa memaklumi penutupan jalan saat proses penanganan bencana ambrolnya pertokoan dan jalan utama di kawasan Jompo Shopping Centre (JSC). “Masyarakat Jember bisa memaklumi Jalan Sultan Agung harus ditutup untuk kepentingan evakuasi pembersihan dan pembongkaran bangunan di sekitar Jompo,” kata Gubernur Khofifah, Selasa dini hari (03/03/2020).
Kunjungan Gubernur Jatim ke Jember, yang disambut Bupati Jember, dr. Faida, MMR., dan Dandim 0824 Jember, La Ode M Nurdin, untuk meninjau lokasi bencana yang meruntuhkan 10 rumah toko (ruko) di kawasan JSC. Beberapa dari ruko itu ada yang langsung nyebur jatuh ke Sungai Jompo.
Pembersihan reruntuhan bangunan ruko yang jatuh ke sungai dan perobohan bangunan yang masih berdiri menggunakan sejumlah alat berat. Seluruh bangunan ruko yang masih tersisa akan dirobohkan.
Sebelumnya, dari hasil kajian yang telah dilakukan, merekomendasikan bangunan Pertokoan Jompo yang berdiri di atas sungai harus dibongkar. Karena pada bagian bawah, sudah nampak ada pengeroposan bangunan dan tidak aman
Penyelesaian masalah itu, lanjut gubernur, akan dilakukan secara berkesinambungan antara Pemkab Jember, Pemprov Jatim, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). “Karena masing-masing kewenangannya berbeda. Jalannya jalan nasional, sungainya dalam kewenangan pemprov, dan bangunan kewenangan Pemkab Jember,” ujarnya.
Terkait ambruknya Pertokoan Jompo ini, Pemprov Jatim akan terus memantau kesediaan logistik untuk warga Jember yang terdampak banjir. Pemprov juga akan menambah bronjong.
Di tempat yang sama, Bupati Jember, dr. Faida. MMR, menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Jember sebelumnya telah melakukan langkah-langkah antisipasi kemungkinan ambles jalan dan runtuhnya ruko dengan mengosongkan ruko. Begitu juga dengan rekomendasi pusat yang keluar pada akhir tahun 2019 agar Pemkab Jember merobohkan pertokoan, juga telah ditindaklanjuti dengan menganggarkan pada tahun 2020.
Kali ini, setelah pertokoan itu longsor, dilakukan percepatan evakuasi bencana. Pengangkatan reruntuhan bangunan yang jatuh ke sungai dengan menggunakan sejumlah alat berat.
Sementara untuk penghancuran bangunan ruko yang masih berdiri, mulai dari ruko nomor 11 hingga 31, diupayakan ke arah jalan. “Jika dirobohkan ke sungai akan menimpa rumah-rumah penduduk di sekitarnya, juga akan menghambat sungai,” jelas bupati.(*).