Hindari Dampak Pembongkaran Sisa Ruko Jompo yang Masih Berdiri, Tim Penanganan Bencana Evakuasi 9 KK

IMG 20200304 WA0097 e1583339855849
Proses pembongkaran sisa ruko Pertokoan Jompo dilakukan dengan sangat hati-hati, karena di belakang ruko ada perkampungan penduduk
Proses pembongkaran sisa ruko Pertokoan Jompo dilakukan dengan sangat hati-hati, karena di belakang ruko ada perkampungan penduduk

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Memasuki hari ketiga penangan pascabencana ambruknya rumah toko (ruko) pertokoan Jompo Shopping Ventre (JSC), tim penangan bencana, mulai melakukan pembongkaran sisa bangunan ruko yang masih berdiri. Proses pembongkaran ruko ini dilakukan dengan cara dihancurkan sedikit demi sedikit.

Cara ini ditempuh, agar pembongkaran tidak sampai menimbulkan dampak buruk terhadap perkampungan penduduk yang ada di belakang pertokoan. “Kita melaksankan apel pagi untuk pengecekan pada pukul 07.30. Seluruh jajaran yang ada, mulai dari TNI, Polri, BPBD, Kecamatan, Satpol PP, Tagana, PLN, RAPI, Tim Kesehatan, stakeholder terkait, melaksankan apel tahapan hari ketiga,” ujar Letkol. Inf. La Ode M Nurdin, Koordinator Penanganan Pascabencana di Lapangan, Rabu (04/03/2020).

Pada tahapan hari ketiga ini, tim tanggap bencana melaksanakan evakuasi masyarakat ke tempat yang aman. Sebelum dilakukan evakuasi, pada hari Selasa (4/3/2020), tim terlebih dahulu melakukan pemberitahuan kepada masyarakat.

Sebanyak 9 keluarga (rumah) yang berada di belakang di pertokoan di evakuasi ke beberapa titik di sekitar lingkungan itu yang dianggap aman. Langkah ini ditempuh untuk mengantisipasi, apabila ada bangunan ruko roboh, maka masyarakat tidak berdampak.

“Kita mengantisipasi itu. Alhamdulillah sampai saat ini, warga dengan diarahkan oleh anggota babinsa, serta dari satuan lainnya, melaksanakan pengamanan di titik yang telah kita siapkan,” terang Letkol. Inf. La Ode M Nurdin, yang juga Dandim 0824 Jember itu.

Untuk pengamanan lokasi bencana, tim melibatkan Brigif 9 Kostrad. Pengamanan ini dilakukan, agar masyarakat tidak mudah masuk ke lokasi saat dilakukan pembongkaran ruko.

Perhatian tim juga diberikan terhadap kebutuhan air oleh masyarakat yang ada di belakang ruko. Ini dilakukan. Karena sejak terjadinya lonsor jalan nasional ini, beberapa saluran air juga turut terputus.

Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk yang terdampak bencana, maka digunakan PDAM. “Kita memberikan dukungan air yang dibutukan. Setiap pagi ada droping air ke beberapa titik. Alhamdulillah direktur PDAM sudah menyampaikan kepada kita,” ungkapnya.

ntinya supaya tidak roboh ke sisi selatan (belakang ruko). Karena pada sisi tersebut atau di bagian belakang ruko banyak pemukiman penduduk. Proses pembongkaran dilakukan dengan cara mengurangi beban pertokoan agar tidak menekan ke bawah, yang bisa membahayakan tebing penahan sungai. Setelah beban berkurang, sisa bangunan yang masih berdiri ditarik ke depan, sehingga reruntuhan bangunan jatuh ke jalan.

Namun tidak menutup kemungkinan masih ada potensi bangunan ruko yang dibongkar jatuh ke belakang, meski tidak besar. “Tapi insha Alloh aman, makanya tidak bisa dilakukan (pembongkaran) frontal, dibongkar semuanya.

Bangunan ruko di pertokoan Jompo, antara yang satu dengan lainnya, menyambung. Karena itu, ketika ada yang ambruk, maka yang lain juga akan ikut bergerak.

Proses pembongkaran akan terus dilakukan sampai pembersihan. Diupayakan, pengerjaan pembongkaran ruko pertokoan Jompo dilakukan secepat mungkin.

” Kalau dari bupati kemarin 20 hari, walaupun 14 hari masa tanggap darurat tapi bisa diperpanjang. “Kami bekerja semaksimal mungkin, bisa cepat selesai,”

Terkait dengan pembongkaran sisa bangunan ruko pertokoan Jompo, Jember yang tidak dilakukan dengan cara bersamaan langsung (sekaligus), DM Bagus Bawono, PPK Jalan Nasional, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII, menjelaskan, cara seperti itu sengaja dilakukan supaya reruntuhan atau bongkahan bangunan tidak roboh ke sisi selatan (belakang ruko). Karena pada sisi tersebut atau di bagian belakang ruko banyak pemukiman penduduk.

Proses pembongkaran dilakukan dengan cara mengurangi beban pertokoan agar tidak menekan ke bawah, yang bisa membahayakan tebing penahan sungai. Setelah beban berkurang, sisa bangunan yang masih berdiri ditarik ke depan, sehingga reruntuhan bangunan jatuh ke jalan.

Namun begitu, menurut Bagus, tidak menutup kemungkinan masih ada potensi bangunan ruko yang dibongkar jatuh ke belakang, meski tidak besar. “Tapi insha Alloh aman, makanya tidak bisa dilakukan (pembongkaran) frontal, dibongkar semuanya,” terangnya.

Dijelaskan, bahwa bangunan ruko di pertokoan Jompo, antara yang satu dengan lainnya, menyambung. Karena itu, ketika ada yang ambruk, maka yang lain juga akan ikut bergerak.

Proses pembongkaran akan terus dilakukan sampai pembersihan. Diupayakan, pengerjaan pembongkaran ruko pertokoan Jompo dilakukan secepat mungkin.

” Kalau dari bupati kemarin 20 hari, walaupun 14 hari masa tanggap darurat tapi bisa diperpanjang. “Kami bekerja semaksimal mungkin, bisa cepat selesai,” imbuhnya.(*).