Demi Keselamatan Bersama, Bupati Jember Ajak Masyarakat Tidak Acuh pada Protokol Covid-19

IMG 20200620 120232 e1592629498278
Bupati Jember, dr. Faida, MMR, saat rakor daring dengan Panglima TNI, Kapolri, dan Gubernur Jawa Timur, di Pendopo Wahya Wibawagraha, Jumat (19/06/2020).
Bupati Jember, dr. Faida, MMR, saat rakor daring dengan Panglima TNI, Kapolri, dan Gubernur Jawa Timur, di Pendopo Wahya Wibawagraha, Kamis (18/06/2020).

Jember.LONTARNEWS.COM. – Sebagaimana disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat ini Kabupaten Jember berada pada posisi zona Oranye. Sebab itu, harus dilakukan penataan kehidupan agar lebih aman serta menyiapkan diri menghadapi keadaan baru, new normal.

“Paparan dari Gubernur Jawa timur sangat jelas, untuk posisi Kabupaten Jember saat ini berada di zona oranye, tapi belum kuning, dan ini yang menjadi pekerjaan rumah kita semua,” kata Bupati Jember, dr. Faida, MMR., usai rakor daring dengan Panglima TNI, Kapolri, dan Gubernur Jawa Timur.

Pada posisi Oranye ini, perlu ada ketaatan dalam menjalankan protokol kesehatan untuk memasuki kondisi new normal. Zona oranye, berarti negara atau wilayah yang berdekatan dengan Zona Merah atau dengan klaster penyebaran kecil.

Beberapa hal yang perlu dilakukan pada Zona Oranye, seperti menerapkan protokol kesehatan yang sama dengan Zona Kuning. Mewajibkan protokol keselamatan pribadi termasuk pemakaian masker wajah.

Menunda atau membatalkan pertemuan dan acara yang tidak penting. Mendisinfeksi tempat umum dengan cairan disinfektan.

Melakukan tes secara aktif kepada semua orang dengan gejala Covid-19. Meningkatkan kapasitas dan kecepatan tes Covid-19.

Dikatakan bupati, beberapa ciri khas yang dimiliki Jawa Timur harus diimpelementasikan ke daerah maupun ke wilayah terpencil. Ciri khas itu yakni memiliki Kampung Tangguh Semeru, Pondok Pesantren Tangguh, Kantor Tangguh, Asrama Tangguh, Pasar Tangguh, Mal Tangguh, dan tempat ibadah tangguh.

“Kehidupan harus terus berjalan. Kita tata, tetap jaga jarak, memakai masker, cuci tangan, dan screening rapid test massal,” kata bupati.

Pemkab Jember sendiri, baru-baru memasang 2.100 wastafel di kelas sekolah yang berada di lingkungan pondok pesatren. Dua wastafel yang dipasang di tiap kelas ini untuk mendukung sarana Pesantren Tangguh.

Bersama TNI, Polri, dan Satpol PP, pemerintah juga menyiapkan pengawas protokol Covid-19 di tempat umum dan sarana publik yang mulai diaktifkan untuk kegiatan new normal. Pengawasan ini untuk memastikan kegiatan tetap berjalan dengan tetap mencegah munculnya klaster baru.

“Karena itu, pemerintah mengajak masyarakat untuk tidak acuh pada protokol Covid-19. Untuk selamat, kita harus disiplin bersama-sama,” ujarnya.

Lain dari itu, pemerintah saat ini sedang menyiapkan beberapa tempat pariwisata untuk menghadapi new normal. Penyiapan juga dilakukan di tempat umum, seperti restoran.

Setelah penyiapan tuntas, pada saatnya pemerintah mengeluarkan sertifikat kegiatan new normal. Sertifikat diberikan dengan komitmen mematuhi protokol yang disepakati. Apabila kesepakatan dilanggar, maka kemungkinan akan ditarik kembali.

“Kami semua berharap bahwa persiapan ini cukup matang, dan pada saat diizinkan kita semua bisa bergerak bersamasama,” tuturnya. (*)