Tidak Ditemukan Klaster Baru, Lonjakan Pasien Covid-19 Lebih Disebabkan Kurang Disiplinnya Menjalankan Prokes

Screenshot 2020 11 27 04 25 47
Plt Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief
Plt Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief

Jember.LONTARNEWS.COM. Terjadinya lonjakan jumlah pasien Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir, bukan karena munculnya klaster baru. Tapi diduga lebih disebabkan akibat kelengahan dan kurangnya perhatian dalam menjalankan protokol kesehatan (Prokes).

Dari hasil telaah Dinas Kesehatan disebutkan, tidak ditemukan klaster baru dalam penyebaran dan penularan Covid-19 yang belakangan cukup signifikan. “Perkembangan ini harus menjadi perhatian kita semua untuk serius menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Plt. Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief, Kamis (26/11/2020).

Kiai Muqit, sapaan KH. A. Muqit Arief, mengimbau terjadinya lonjakan pasien terpapar Covid-19 dalam sepekan ini harus menjadi perhatian semua pihak, dengan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Juga diingatkan, bahwa menjalani kehidupan new normal, berbeda dengan sebelum terjadinya pandemi virus corona.

New normal merupakan adaptasi terhadap situasi pandemi, yakni menjalani kehidupan sehari-hari dengan menerapkan protokol kesehatan. Diantaranya, setiap individu harus sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun serta membasuhnya menggunakan air yang mengalir.

“Gunakan masker yang benar. Kadang-kadang ada yang membawa masker tetapi di dagu atau di mulut saja. Menggunakan masker yang betul itu menutup mulut dan hidung,” terangnya.

Menggunakan masker, lanjut Kiai Muqit, bukan hanya melindungi diri sendiri, tapi juga dalam rangka melindungi orang lain. Karena pada masa pandemi seperti sekarang ini, setiap orang bisa termasuk dalam kategori OTG (orang tanpa gejala).

OTG yang dimaksud, yakni kondisi seseorang dengan imun kuat dan sehat, tetapi di dalam tubuhnya terdapat virus. “Jadi sebetulnya, kita memakai masker itu dalam rangka menyelamatkan orang lain,” tandasnya.

Kondisi OTG bisa menulari orang di sekitar kita, seperti keluarga. Mereka yang berusia lanjut atau lansia, juga anak yang masih balita rentan tertular.

Demikian pula dengan orang yang memiliki riwayat penyakit akut juga menjadi kelompok yang sangat rentan tertular virus korona dari OTG. “Jadi jangan berfikir menggunakan masker itu untuk keselamatan diri kita sendiri. Tetapi juga untuk keselamatan orang lain,” ujarnya.

Kebiasaan lain dalam new normal, yaitu menjaga jarak. Pada kegiatan masyarakat, seperti pengajian dan pernikahan, diingatkan agar betul-betul menerapkan protokol kesehatan.

“Sekali lagi, untuk keselamatan kita semua. Tidak ada hal lain yang bisa kita lakukan, kecuali dengan kesadaran kita semua menerapkan protokol kesehatan,” tandasnya.(*)