Gelar Pawai Budaya di Desa Patemon, Tak Ada Singo Barong, Reog Gedhek pun Jadi

IMG 20190907 WA0251 e1567868785583
Kepala Desa Patemon, Kecamatan Tanggul, Karnadi, memberi sambutan dalam acara pemberangkatan peserta Pawai Budaya Desa Patemon, Sabtu (7/9/2019).
Kepala Desa Patemon, Kecamatan Tanggul, Karnadi, memberi sambutan dalam acara pemberangkatan peserta Pawai Budaya Desa Patemon, Sabtu (7/9/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Timur, melihat reog dengan tampilan Bulu Merak dan Singo Barong, merupakan hal biasa. Karena memang begitulah tampilan kesenian reog sejak awal muncul pada jaman Majapahit.

Tapi bagaimana kalau reog yang merupakan kesenian khas Jawa Timur, khususnya Ponorogo, itu dibuat dari gedhek (anyaman bambu biasa digunakan untuk dinding rumah) ?. Tentu ini tidak biasa, bahkan mungkin juga tidak pernah ditemukan.

Reog ala Desa Patemon terbuat dari gedhek

Tapi tidak demikian dengan yang ada di Desa Patemon, Kecamatan Tanggul, Jember. Gelar Pawai Budaya yang diselenggarakan Pemerintah Desa Patemon, Kecamatan Tanggul, salah satunya menampilkan Reog dari Gedhek.

Reog yang ditampilkan pada Pawai Budaya di Desa Patemon ini, hasil kreasi anak-anak muda setempat. “Kami sengaja memberi kesempatan kepada masyarakat, utamanya anak-anak muda untuk berkreasi,” ujar Karnadi, Kepala Desa Patemon, Kecamatan Tanggul, Jember, usai mengikuti Pawai Budaya Desa Patemon, Sabtu (7/9/2019).

Kegiatan yang digelar dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke 74 ini, lanjut Karnadi, sengaja dikemas dengan tajuk Pawai Budaya. Ini karena, sesuai dengan imbauan dari Bupati Jember, dr. Faida. MMR, bahwa peringatan HUT Kemerdekaan di Jember tahun ini dikemas dalam acara Pawai Budaya.

“Alhamdulillah, antusiasme masyarakat cukup tinggi. Saya tidak mengira kalau pawai budaya ini bisa semeriah itu,” tandasnya.

Senada dengan Kades Patemon, Karnadi, Ketua Panitia Penyelenggara Pawai Budaya Desa Patemon, Sodiq, menjelaskan, antusias masyarakat dalam mengikuti pawai budaya ini, diperkirakan karena route yang dilalui berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini karnaval atau pawai budaya Desa Patemon mengambil route hingga melewati desa Manggisan, Kecamatan Tanggul.

“Dibanding sebelumnya, sekarang memang lebih meriah. Mungkin karena routenya sampai wilayah desa lain (Manggisan,red) yang padat penduduk,” jelas Sodiq.

Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 74 di Desa Patemon ini, kata Sodiq, akan ditutup dengan lomba Tota’an (pelepasan merpati). “Totaan ini akan digelar sore yang kemudian dilanjutkan pada malam harinya dengan acara penyerahan hadian dan hiburan,” tambahnya. (*).