HSN 2019, Santri Harus Mengambil Peran dalam Berbagai Bidang Kehidupan

Apel Kirab Santri Jember HSN2019 9 e1571888381391
Sebagai bentuk apresiasi, Pemkab Jember memberikan beasantri kepada santri yang berprestasi.
Sebagai bentuk apresiasi, Pemkab Jember memberikan beasantri kepada santri yang berprestasi.

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Di era keterbukaan seperti sekarang ini, santri harus berani mengambil peran dalam berbagai bidang kehidupan. Pun juga, santri harus bisa membuktikan sebagai pelopor dari perdamaian dunia.

“Harus berkontribusi secara konkrit dan aktif dalam rangka mengantarkan Indonesia untuk menjadi pelopor perdamaian dunia,” kata Wakil Bupati Jember Drs. KH. Abdul Muqit Arief, usai Apel Santri Jember, di Alun-alun Jember (22/10/2019).

Kontribusi itu dapat diwujudkan karena santri memiliki potensi untuk menjadi juru perdamaian dunia yang dimiliki sejak menggali ilmu di pesantren. Saat ini di belahan dunia dan di berbagai negara banyak persoalan kehidupan berbangsa dan bernegara yang menunjukkan perpecahan.

Kondisi yang seperti ini perlu peran santri, yang menjadi bagian dari Bangsa Indonesia yang cinta damai. Para santri di pesantren sudah terbiasa hidup dengan berbagai strata sosial, juga dari berbagai suku dan budaya.

Selama 24 jam para santri hidup dengan beragam perbedaan. “Dari segi keilmuan, santri terbiasa berdiskusi dalam bentuk batsul masail, berbagai pendapat diselesaikan dengan musyawarah,” terang wabup.

“Sehingga tidak heran jika santri kembali ke tengah-tengah masyarakat dan tidak hanya menjadi orang yang merasa benar. “Karena santri memang sudah terbiasa dengan perbedaan pendapat,” tandasnya.

Santri juga sudah terbiasa hidup mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Selama di pesantren, santri jauh dari keluarga, orang tua. Kondisi ini menuntut segala persoalan yang dihadapi bisa diatasi sendiri.

Terkait keberadaan santri di Jember, Wabup mengungkapkan berbagai apresiasi yang diberikan kepada santri, utamanya santri berprestasi. Santri berprestasi yang lulus SMP diperbolehkan untuk memilih sekolah di tingkatan SLTA di Kabupaten Jember tanpa memperhatikan zonasi. Santri ini juga mendapatkan dukungan biaya dari Pemerintah Kabupaten Jember.

Sementara bagi santri berprestasi yang lulus SLTA akan dikawal sampai di perguruan tinggi hingga pada starata tiga (S3). “Ini merupakan bentuk perhatian Pemerintah Kabupaten Jember untuk para santri Jember,” terangnya.

Wabup juga mengungkapkan bahwa perhatian Pemerintah Kabupaten Jember diberikan juga kepada pesantren tempat santri menimba ilmu. Perhatian yang diberikan berupa bantuan pembangunan sarana MCK, sanitasi, dan bantuan paving. “Juga jalan-jalan menuju pesantren dipasang penerangan jalan umum (PJU),” paparnya.

Dalam acara Peringatan Hari santri Nasional yang dilaksanakan di Jember kali ini, diawali dengan Apel Santri Jember di Alun-alun Jember, yang diikuti lebih 3.000 santri dari berbagai pesantren di Kabupaten Jember. Peringatan HSN tahun ini mengusung tema Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia.

Menariknya, untuk peringatan HSN kali ini, aoaratur sipil negara (ASN) di lingkup Pemkab Jember, harus mengenakan pakaian ala santri. Bagi ASN pria memakai sarung dan songkok dan bagi yang perempuan memakai busana muslimah.

Sedang bagi ASN yang non muslim, bupati menyarankan untuk melakukan penyesuaian. Intruksi ini tertuang dalam Surat Edaran Bupati Jember No. 065/980/1.23/2019 tanggal 21 Oktober 2019.

“Mengimbau seluruh ASN muslim di lingkungan Pemkab Jember untuk menggunakan seragam santri,” imbau Bupati Faida dalam suratnya.(*).