Bupati Jember Dukung Kontrak Perjanjian Tidak Nikahkan Anak Sebelum Lulus Sekolah

IMG 20190717 WA0162 e1563370251107
Bupati Jember, dr. Faida. MMR, dalam kegiatan bersama wali murid dan wali santri, mengawali ajaran baru di lapangan kompleks YPI Bustanul Ulum Pakusari, Rabu (17/7/2019).
Bupati Jember, dr. Faida. MMR, dalam kegiatan bersama wali murid dan wali santri, mengawali ajaran baru di lapangan kompleks YPI Bustanul Ulum Pakusari, Rabu (17/7/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Bupati Jember, dr. Faida. MMR, menyatakan mendukung Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Bustanul Ulum dan Lembaga Pendidikan IBU bersama wali murid dan wali santri, dalam menekan angka pernikahan dini. Komitmen ini dituangkan melalui sebuah kontrak perjanjian tidak menikahkan anak sebelum lulus sekolah.

Komitmen seperti ini menurut bupati, penting, karena masa depan anak, khususnya perempuan, diantaranya ditentukan oleh kualitas pendidikannya. “Saya jelas mendukung komitmen lembaga ini. Dan, apabila melanggar, mereka akan dipulangkan langsung kepada orangtuanya,” ungkap Bupati Faida, dalam kegiatan bersama wali murid dan wali santri, mengawali ajaran baru di lapangan kompleks YPI Bustanul Ulum Pakusari, Rabu (17/7/2019).

Adanya komitmen ini bisa dilihat dari acungan tangan para wali serta murid yang hadir pada acara itu. Mereka berjanji tidak akan menikah dan dinikahkan sebelum lulus sekolah.

“Saya sengaja datang khusus ke sini untuk menguati komitmen bersama wali murid dan lembaga pendidikan serta Pemerintah Kabupaten Jember, bahwa anak-anak harus mendapatkan pendidikan minimal 12 tahun. Karena masih banyak anak putus sekolah sebelum lulus,” papar Bupati Faida.

Bupati mengaku, saat ini sedang mencoba untuk membuat suatu formula dalam mencegah pernikahan dini. “Kita harus menjamin kesempatan untuk menempuh pendidikan bagi anak-anak, khususnya anak perempuan di Kabupaten Jember,” tandasnya.

Dikatakan, lembaga pendidikan IBU yang tidak dipengaruhi oleh sistem zonasi, perlu mendapat perhatian. Terlebih, setiap tahun rombelnya bertambah, dan kebanyakan siswanya dari kalangan tidak mampu.

Sebab itu, bupati menyampaikan program pemerintah tentang beasiswa dan bantuan bagi masyarakat. “Jadi kita sampaikan, bahwa Pemkab Jember berkomitmen, dengan adanya Perbup, yaitu memberikan beasiswa untuk anak tidak mampu, maka dari Jember akan mengirim petugas ke lembaga ini untuk memverifikasi anak-anak disini,” jelasnya.

Baik hafdiz hafidzoh, dhuafa, yatim piatu, lanjut Bupati, berhak mengikuti seleksi beasiswa hingga perguruan tinggi dimana pun. Dan, bagi seluruh keluarga yang memiliki hafidz hafidzoh, mereka akan mendapatkan BPJS Kesehatan gratis atas anggaran Pemkab Jember.

“Ini adalah salah satu upaya untuk mendukung aset-aset bangsa, agar kedepan menjadi insan yang berguna bagi bangsa dan negara,” tegas perempuan dengan latar belakang dokter ini.

Di akhir sambutannya, bupati berpesan kepada para santri, harus bangga menjadi santri. Santri bersama yayasan harus menjadi teladan dan kebanggaan tersendiri.

Mewakili kepala sekolah di lembaga pendidikan IBU, Nur Ani Jubaidi, S.Pd., M.Pd. menyampaikan, penandatanganan kontrak adalah kegiatan rutin bagi murid ajaran baru di lembaga ini. Ia pun mengungkapkan lembaganya tidak terpengaruh oleh sistem zonasi. “Dan, di setiap tahunnya rombel terus bertambah,” katanya.

Sementara Qurrata ‘Ayun yang mewakili pengasuh Yayasan Bustanul Ulum menyampaikan, bahwa tahun ajaran baru ini telah menerima 1.000 lebih murid ajaran baru.
“Terus bertambahnya murid ajaran baru membuat kita kekurangan kelas, maka kita terus membangun kelas dan prasarana sekolah untuk mengatasi hal tersebut,” ungkapnya.(*)