Jember.LONTARNEWS.COM. Pesta demokrasi pemilukada yang akan dihelat pada 9 Desember 2020, adalah untuk memilih kepala daerah untuk masa jabatan 5 tahun, 2021-2025. Sukses tidaknya pelaksanaan pemilukada ini bergantung dari tingkat partisipasi rakyat sebagai pemilih selain juga kondusifitas dari daerah itu sendiri.
Oleh karenanya, tak berlebihan kalau semua pihak berusaha menciptakan kondusifitas bagi daerahnya. Tak terkecuali dengan Kabupaten Jember yang tahun ini juga akan menggelar hajatan besar bernama pemilukada itu.
Nah, dalam rangka suksesnya pelaksanaan pemilukada itu, Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief, yang saat ini sebagai Plt Bupati Jember, meminta para tokoh agama agar menyampaikan pesan kesejukan kepada masyarakat. “Para tokoh agama, di tempat ibadah masing-masing diharapkan untuk bisa menyampaikan pesan kesejukan, bersama-sama menjaga kondusifitas jelang Pilkada di Jember,” pinta Drs. KH. A. Muqit Arief, Plt. Bupati Jember, dalam acara Silaturahim Plt Bupati Jember Bersama Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama Kabupaten Jember, di Aula PB Soedirman Pemkab Jember, Kamis (08/10/2020).
Pesan kesejukan itu, kata Plt Bupati, sangat tepat disampaikan para tokoh agama, yang merupakan sosok panutan masyarakat.
Pesan tentang kebutuhan kondusifitas situasi ini akan membantu menyejukkan suasana menjelang pilkada yang dibayang-bayangi pandemi virus corona.
Hanya saja, karena para tokoh agama ini tidak biasa tampil di media massa maupun media sosial, Plt Bupati minta para camat untuk melakukan hal yang sama di daerah masing-masing. Camat dan lurah maupun kepala desa diminta untuk melakukan pertemuan dengan para tokoh masyarakat di daerahnya.
Ketua Musyawarah Antar Agama (MAG) Jember, Ignatius Sumarwi, menyatakan pertemuan itu menjadi momentum yang sangat bagus untuk membangun soliditas masyarakat Jember menjelang pilkada. “Ketika pesta demokrasi terkesan masyarakat menjadi terbelah,” katanya.
Menyampaikan pesan kesejukan kepada umat seperti harapan pemerintah, lanjutnya, menjadi tanggung jawab para tokoh agama. “Konsolidasi seluruh tokoh masyarakat supaya tidak terjebak kepada kepentingan sesaat,” tambahnya. (*).