LONTARNEWS.COM. Belakangan di media sosial lagi ramai dibicarakan istilah ‘ordal’ setelah dalam debat calon presiden dan calon wakil presiden putaran pertama.
Istilah ordal (orang dalam,red) ini dilontarkan calon presiden nomor urur 1, Anies Rasyid Baswedan dalam acara debat capres yang diselenggarakan di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).
“Fenomena ordal ini menyebalkan. Di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal. Mau ikut kesebelasan ada ordalnya, mau masuk jadi guru ada ordal, mau daftar sekolah ada ordal, mau dapet tiket untuk konser ada ordal,” papar Anies.
Ordal telah merusak tatanan, menghilangkan kesempatan mereka yang memiliki prestasi untuk menapaki jenjang suatu karier.
Ordal tidak hanya ada di masyarakat, tapi juga di proses yang paling puncak. “Ada ordal dimana-mana, yang membuar meritokratik tidak jalan. Yang membuat ethika luntur,” tandasnya.
Dikatakan, ketika fenomena ordal tidak hanya terjadi di masyarakat tapi juga di proses yang paling puncak, maka rakyat kebanyakan yang akan menerima dan merasakan dampaknya.
“Beberapa waktu lalu saya berjumpa beberapa orang guru. Guru itu mengatakan, “pak, di tempat kami pengangkatan guru-guru mendasarkan ordal. Kalau tidak ada ordal, ndak bisa jadi guru, gak diangkat Atasan saya bilang, wong yang di Jakarta saja pakai ordal, kenapa kita yang di bawah tidak boleh pakai ordal. Negeri ini rusak apabila tatanan Itu hilang,” ungkap Anies Baswesdan, dalam acara debat capres cawapres di Gedung KPU
Pada kesempatan lain, Anies juga menyampaikan bahwa fenomena ordal yang sudah merambah di hampir semua sisi kehidupan, harus segera diakhiri dan dihentikan.
Karena hanya dengan cara begitu, mereka yang bekerja keras dan memiliki prestasi akan mendapat kesempatan untuk menapaki jenjang kariernya.
“Ini yang harus dihentikan di republik ini. Dimulai dari mana?. Dimulai dari yang paling puncak. Yang paling puncak tidak mempraktikkan ordal-ordalan dalam semua urusan,” tegas Anies dalam suatu kegiatan kunjungannya di Riau.(*).