15 Group Band Tertua di Indonesia (Bagian 3)

Screenshot 20230419 153606 Gallery 2 e1681896023482
Koes Plus, group musik legendaris yang banyak mempengaruhi perkembangan musik Indonesia. Koes Plus dibentuk tahun 1968 sebagai kelanjutan Koes Bersaudara yang vakum setelah ditinggal Nomo Koeswoyo karena kesibukan kerja di luar musik.
Group music asal Surabaya, Koes Plus, dibentuk tahun 1968.

12. Koes Plus (1968)

Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1968. Group musik ini didirikan sebagai konsekuensi keluarnya Nomo Koeswoyo dari Koes Bersaudara karena memilih untuk berkarier di luar musik.

Bacaan Lainnya

Ide pembentukan Koes Plus yang digagas Tonny Koeswoyo, diawali dengan merekrut dua musisi di luar anggota keluarga Koeswoyo.

Murry (Kasmuri) direkrut untuk menggantikan Nomo Koeswoyo sebagai penabuh drum, dan Totok A.R (Totok Adji Rachman) direkrut untuk menggantikan Yok Koeswoyo sebagai pemetik bass gitar

Produktifitas Koes Plus dalam menghasilkan karya musik dan lagu mulai terlihat setahun setelah group itu dibentuk.

Tanggal 1 November 1969, Koes Plus merilis album perdananya “Dheg Dheg Plas” di bawah label Melody.

Beberapa hits yang terlahir dari album perdana Koes Plus, ini seperti “Tjintamu Telah Berlalu”, “Kelelawar”, “Derita”, “Tiba Tiba Aku Menangis”, “Manis dan Sajang”, “Dheg Dheg Plas”, dan “Kembali ke Djakarta”.

Warna musik yang dimainkan Koes Plus ada pengaruh dari group musik barat era 1960-an & 1970-an yang kerap dimainkan oleh Koes Plus

Lagu-lagu barat yang sering dimainkan hingga ikut mewarnai musik Koes Plus sendiri, umumnya berasal dari The Beatles, Led Zeppelin, Deep Purple, Grand Funk Railroad dan Black Sabbath.

Group musik yang meraih puncak popularitasnya pada dasawarsa 1970-an, ini dianggap sebagai kiblat musik Indonesia. Koes Plus juga dianggap sebagai salah satu pelopor musik pop, rock & roll di Indonesia.

Formasi inti yang paling dikenal dari Koes Plus adalah Tonny Koeswoyo (keyboard, gitar melodi), Yon Koeswoyo (gitar pengiring, vokalis utama), Yok Koeswoyo (gitar bas) & Murry (drum, perkusi dan alat musik pukul tradisional Jawa lainnya).

Semua anggota group mengisi vokal dan mencipta lagu. Koes Plus juga masuk dalam daftar The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa versi majalah RollingStone Indonesia.

Tentang Totok A.R yang direkrut Tonny Koeswoyo sebagai pemetik bass gitar akhirnya memilih keluar setelah Yok Koeswoyo kembali bergabung.

Keluarnya Totok A.R dari formasi Koes Plus sebenarnya sangat disayangkan oleh Tonny. Karena Tonny sendiri akan menjadikan Koes Plus dengan 5 personil.

Setelah meninggalnya Tonny pada tahun 1987, formasi pada tiap album atau “show” ketika manggung) selalu berubah, terutama untuk personil yang memainkan alat musik yang biasa dimainkan almarhum Tonny Koeswoyo.

Murry pernah tidak aktif selama tahun 1992 karena sakit dan tahun 1997 Yok juga keluar. Sedang Yon Koeswoyo tetap bertahan dan terus aktif sampai meninggal tahun 2018.

Sampai saat ini lagu-lagu Koes Plus banyak juga yang dibawakan musisi lain, baik dalam bentuk kolaborasi maupun mandiri dengan garapan aransemen baru.

Penyanyi populer di era 70-an yang pernah berkolaborasi dengan Koes Plus, seperti Ernie Djohan & Arie Koesmiran.

Kelompok vokal Lex’s Trio serta komposer Erwin Gutawa juga pernah membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus.

Lagu Cintamu T’lah Berlalu juga dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis & Sayang yang dibawakan oleh Katara Singers, Andy /rif & Kahitna.

Banyak group band yang mengususkan diri memainkan lagu-lagu karya Koes Plus pada berbagai pertunjukan panggung, mereka menyebut dirinya sebagai “pelestari” (tribute band).

Lagu karya Koes Plus seperti Kolam Susu, Kisah Sedih di Hari Minggu, Andai Kau Datang, Kapan-kapan, dan masih banyak lagi, sampai saat ini masih sering diputar atau dinyanyikan dalam berbagai acara.

Pos terkait