Giliran Perempuan dengan Kondisi Rentan Secara Sosial dan Ekonomi Terima Bantuan dari Pemkab Jember

wabup jember serahkan bantuan stimulus prse 6 e1594678415194
Wakil Bupati Jember, Drs. KH A. Muqit Arief, dalam acara penyerahan bantuan kepada perempuan rentan secara ekonomi dan sosial di Kecamatan Rambipuji, Kamis (09/07/2020).
Wakil Bupati Jember, Drs. KH A. Muqit Arief, dalam acara penyerahan bantuan kepada perempuan rentan secara ekonomi dan sosial di Kecamatan Rambipuji, Kamis (09/07/2020).

Jember.LONTARNEWS.COM. Bantuan untuk masyarakat terus dikucurkan oleh Pemerintah Kabupaten Jember. Setelah sebelumnya memberikan bantuan kepada beberapa kelompok masyarakat, kini giliran perempuan dengan kategori rentan secara ekonomi dan sosial yang mendapat bantuan.

“Sebagian dari warga Jember ini ada kelompok perempuan yang memiliki ciri ciri tertentu. Dalam artian, mereka rentan secara sosial ekonomi. Entah mereka yang sudah berumah tangga ataupun janda,” jelas Wakil Bupati Jember, Drs. KH A. Muqit Arief, Kamis (09/07/2020).

Kelompok masyarakat yang seperti ini, kata wabup, sangat pantas mendapatkan bantuan stimulan tersebut. Seperti delapan perempuan asal Kecamatan Rambipuji yang menerima bantuan secara langsung dari Wabup.

Bantuan yang diserahkan berupa mesin jahit dan mesin obras. Bantuan kepada perempuan lain akan disalurkan secara berkelanjutan. “Jadi stimulan yang kita berikan bisa membantu menunjang perekonomian mereka,” ujarnya.

Menurut wabup, para perempuan yang menerima bantuan ini memiliki penghasilan yang belum cukup. Sementara mereka merupakan tulang punggung keluarga. Di sisi lain, mereka juga memiliki keterampilan, seperti menjahit.

Plt Kepala Dinas Sosial, Wahyu Setyo Handayani, melaporkan, bantuan stimulan diberikan kepada perempuan yang mengajukan. “Bentuk bantuannya sebenarnya tidak hanya berupa mesin jahit dan mesin obras. Bantuan stimulan kami assessment berdasarkan, minat, bakat, dan terutama potensi. Kami sangat memperhatikan hal itu,” terangnya.

Sebelum bantuan diberikan, terlebih dahulu para penerima diberi pelatihan. Ini untuk memastikan orang yang mengajukan bantuan tersebut sudah sesuai potensinya.

“Saya berharap ilmu menjahitnya tidak hanya cukup pada ibu-ibu saja, akan tetapi disalurkan, baik pada keluarganya ataupun tetangganya. Ajaklah mereka. Saya titip, mesin jahitnya atau mesin obrasnya jangan sampai dijual,” katanya.(*).