LONTARNEWS.COM. I. Jember – Kabupaten Jember yang dikenal sebagai daerah perkebunan, rasanya terdengar janggal kalau hanya mengandalkan obyek wisata buatannya saja. Dengan potensi yang dimiliki, baik alam pegunungannya, perkebunan, kehutanan, Jember seharusnya memiliki destinasi wisata agro yang representatif dan layak jual.
Pemanfaatan potensi alam ini, agaknya mulai dicoba oleh Perum Perhutani KPH Jember untuk dijadikan sebagai destinasi wisata. Ribuan tanaman durian yang tumbuh di kawasan hutan dan pekarangan warga di Desa Pakis, Kecamatan Panti, oleh Perhutani disulap menjadi Kampung Durian Pakis.
Peresmian destinasi baru bernama Kampung Durian Pakis ini ditandai dengan pembukaan selubung kain papan nama yang dilanjutkan penandatanganan prasasti oleh Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR. “Kedepan perlu kesatuan manajemen pasca panen, manajemen distribusi dan pemasaran yang lebih baik. Sehingga harga durian bisa menyejahterakan masyarakat,” harap Bupati Faida, dalam acara peresmian Kampung Durian Pakis, Kecamatan Panti, Kamis (21/3/2019).
Pemanfaatan potensi durian yang populasinya mencapai ribuan ini, diantara tujuannya untuk memperkuat destinasi wisata yang ada di Jember. Karena itu, bersama Pemerintah Kabupaten Jember, Perum Perhutani KPH Jember membuka destinasi wisata baru bernama Kampung Durian Pakis.
Di wisata agro Kampung Durian Pakis ini, setidaknya ada 9.700 pohon durian. Tanaman durian yang ada di pekarangan milik warga lebih dari 7.000 pohon, sedang yang ada di lahan perhutani (hutan) sekitar 2.700 pohon. Kampung Durian Pakis ini juga melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat.
Bupati berharap, kampung ini menjadi sentra produksi durian dan pengolahan produk berbahan durian. “Kesejahteraan masyarakat menjadi tujuan dari Kampung Durian Pakis ini. Destinasi wisata baru ini juga menjadi wisata edukasi, yang diantaranya mengedukasi anak-anak dan remaja tentang cara menanam dan merawat pohon durian,” tandas bupati.
Pada peresmian Kampung Durian Pakis yang juga diisi dengan penyerahan dana bagi hasil produksi kayu dan non kayu ole Perum Perhutani KPH Jember, Kepala Departemen Keuangan Divisi Regional Jawa Timur, Sarwono, SE, MM. menjelaskan, sharing produksi kayu dan non kayu yang diberikan bertujuan memberikan kesejahteraan bagi 19 LMDH yang merupakan anggota.
Dana sharing itu bisa dimanfaatkan untuk pengembangan koperasi, pengembangan kesehatan, serta fasilitas umum. Dana sharing atau pembagian hasil produksi dari kayu sebesar 1 milyar 68 ribu rupiah. Jember tahun ini memperoleh predikat tertinggi untuk perolehan dana bagi hasil ini.
Selain dana bagi hasil produksi kayu, Perum Perhutani KPH Jember juga membagikan dana bagi hasil atas produksi getah kepada petani penyadap sebesar Rp. 340 juta. “Untuk itu jika anggota LMDH, petani, kerjanya dapat lebih giat maka uang yang akan turun lebih banyak,” ujarnya.(*).