“PANGGUNG SANDIWARA” Ciptaan: Ian Antono & Taufiq Ismail Dunia ini Selanjutnya
“PANGGUNG SANDIWARA” Ciptaan: Ian Antono & Taufiq Ismail Dunia ini Selanjutnya
Di tepi jalan si miskin menjerit
Hidup meminta dan menerima
Si kaya tertawa berpesta pora
Hidup menumpang di kecurangan
Sadarlah kau, cara hidupmu
Yang hanya menelan
korban yang lain
Bintang jatuh hari kiamat
Pengadilan yang penghabisan
Darling, kau katakan sendiri
Darling, kau berjanji sendiri
Oh Darling, kau ingkari sendiri
Darling, tiada maaf kuberi
Kalau kau masih sayang padaku
Kalau kau masih cinta padaku
Jangan-jangan kau ulangi lagi
Kau sakiti hati ini
Kala pertama kupandang pesona di wajahmu
Saat itu hatiku kan terpana
Tiada ragu lagi tiada bimbang lagi
Semuanya ingin kumiliki
Gelisah jiwaku ini dilanda bayanganmu
Kau mengkoyak dinding keangkuhanku
Kau ciptakan rindu, kau buat hatiku Terjerat tali cinta
Dara, aku melihatmu
Hanyut dalam gerakanmu
Gemulai kau menari
Seiring nada syahdu
Aku termangu-mangu
Dara, kau sungguh jelita
Anggun dan penuh pesona
Binar bola matamu
Dan senyuman menawan
Menggetarkan jiwa
Oh dara….
Lihatlah di jari manisku
Cincin melingkar selalu
Tanda ikatan kasih sayang
Dan bukan hanya kenangan
Cobalah kau ingat kembali
Selama kau memiliki
Apa saja yang kau alami
Senang dan sedih berganti
Waktu di senja dulu
Mula aku bertemu
Bersama angin yang berlalu
Hatiku tak menentu
Tangan ku pegang mesra
Mata ku pandang jua
Kata hati segera ku beri
Cinta mesra ku pasti
Tak ingin target kemenangan yang sudah dicanangkan hanya melambung di angan-angan, jajajaran DPD NasDem Jember berusaha memanfaatkan setiap kesempatan menyosialisasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden yang diusungnya untuk pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.
Hm tiada yang hebat dan mempesona
Ketika kau lewat dihadapanku
Biasa saja…
Waktu perkenalan terjalin sudah
Ada yang menarik pancaran diri
Terus mengganggu…
Mendengar cerita sehari-hari
Yang wajar tapi tetap mengasyikkan
Tiada ranting yang rimbun
daun pun berguguran
Mata air pun kering
tiada titik embun turun
Saat itu, kemarau yang datang
hati gersang dan berdebu
Curah hujan tiada turun
membasahi jiwa ini