Tak Ada BBM untuk Operasional, Puluhan Truk Pengakut Sampah Diparkir Depan Kantor Pemkab Jember

IMG 20210104 WA0002 e1609727368216
Para sopir truk pengangkut sampah terpaksa memarkir kendaraannya di depan kantor Pemkab Jember karena tidak ada bahan bakar untuk operasional.

Jember.LONTARNEWS.COM. Puluhan armada pengangkut sampah terparkir di depan Kantor Pemkab Jember. Para sopir truk pengangkut sampah ini sengaja memarkir kendaraannya, karena tidak memiliki bensin/BBM (bahan bakar minyak) untuk menjalankan tugasnya mengangkut sampah.

“Sejak dua bulan ini belum ada anggaran untuk BBM, sebelumnya kami mengoperasionalkan truk ini menggunakan dana TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai, red). Namun karena sekarang uangnya habis, ya sudah, truk diparkir dan tidak beroperasi,” ujar Sunidar koordinator sopir truk pengangkut sampah, Senin (04/01/2020).

Mandeknya kegiatan pengangkutan sampah oleh para sopir ini juga disertai pemberitahuan lewat tulisan yang dipasang pada bagian depan truk. Tulisan dimaksud yakni, “Mohon Maaf Kami Tidak Operasional, Truk Sampah Ini Butuh BBM”.
Sampai kapan aksi mogok kerja para sopir truk pengakut sampah ini akan dilakukan, Sunidar belum bisa memberi kepastian. Namun diisyaratkan, jika ada BBM operasional, dia memastikan tugas mengangkut sampah akan kembali dilakukan sebagaimana biasa.

“Sampai kapan kita juga tidak tahu, yang jelas sampai ada keputusan, dan karena kita sudah tidak mampu lagi nalangi dana operasional, karena bayaran juga belum, yang jelas kita nunggu keputusan pimpinan dulu,” papar Sunidar.

Di lain pihak, petugas kebersihan yang biasa membersihkan alun-alun Jember, Slamet, mengaku, meski truk pengangkut sampah tidak beroperasi, namun dirinya tetap melakukan aktivitasnya menyapu dan membersihkan jalanan. Sampah-sampah itu hanya akan dikumpulkan saja.

“Kita prihatin saja mas, karena memang truk butuh BBM. Tapi kalau untuk menyapu, kami tetap menjalankan, walau sampahnya hanya kita kumpulkan saja dan tidak terangkut. Sebenarnya saat ini juga waktunya memotong rumput alun-alun, tapi mesin pemotong juga tidak bisa dioperasionalkan, karena tidak ada anggaran,” imbuh Slamet.(*).

Loading