Jember.LONTARNEWS.COM. Bagi sebagian masyarakat di Desa Tanggul Kulon, khususnya daerah Gembongan, Dusun Krajan, keberadaan , baik ketika masih hidup maupun sudah meninggal, senantiasa menebar manfaat, utamanya bagi lingkungan sekitarnya. Saat masih hidup, sebagaimana ulama besar, Habib Sholeh, kediaman tak pernah sepi dari tamu yang pernah
Seperti tahun-tahun sebelumnya, sepekan setelah lebaran Idul Fitri, adalah saat, dimana Haul Habib Sholeh bin Mukhsin al Hamid selalu dilaksanakan. Pada saat seperti itu, ratusan ribu orang berdatangan untuk mengikuti haul ulama besar yang dikenal dengan nama Habib Sholeh Tanggul itu.
Mereka yang datang mengikuti haul, tidak hanya berasal dari wilayah Kabupaten Jember dan sekitarnya. Tapi juga datang dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk luar negeri.
Tahun ini, meski masih dalam suasana pandemi Covid, antusias masyarakat untuk mengikuti haul sang aulia, tak banyak mengalami perubahan. Kalaupun ada, mungkin hanya pada kunjungan jamaah dari luar daerah, seperti Jawa Barat dan Jakarta serta luar Pulau Jawa.
Jika sebelum terjadinya pandemi Covid-19, terlihat begitu banyak kendaraan bus dari Jakarta, Jawa Barat dan luar Pulau Jawa, yang berjajar di pinggiran jalan di Tanggul, tahun ini pemandangannya tidaklah demikian adanya. Kendati begitu, dilihat dari berduyunnya jamaah yang masuk ke seputaran pesarean Habib Sholeh, tingkat kunjungannya tidak berbeda jauh dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Mungkin yang dari luar daerah seperti Jawa Barat, Jakarta atau luar pulau tidak bisa berkunjung karena terhalang penyekatan,” ujar Nur Khotib, Ketua RT 01, RW 07 Dusun Krajan, Desa Tanggul Kulon, Tanggul, Jember, Minggu (23/05/2021).
Keyakinan Nur Khotib terhadap masih tingginya tingkat kunjungan jamaah haul ini juga didasarkan atas banyaknya tempat parkir motor yang dibuka warga setempat. Hampir setiap rumah yang sedikit ada halamannya, oleh warga dijadikan tempat parkir.
Bagi warga di Desa Tanggul Kulon, khususnya lingkungan Gembongan, haul Habib Sholeh Tanggul, adalah momen penting untuk meraup rezeki. Terlebih di di masa sulit akibat pandemi Covid-19, seperti sekarang ini.
“Alhamdulillah, di tengah sulitnya mendapatkan penghasilan karena pandemi Covid-19, kita masih bisa mengais rezeki di haul habib ini,” aku Nur Khotib, yang membuka tempat parkir bersama pemuda dan Ketua RW 07, A Hasyim, Dusun Krajan, Desa Tanggul Kulon, Tanggul.
Ungkapan yang sama juga disampaikan tokoh masyarakat setempat, Dedi Winarno, bahwa haul Habib Sholeh Tanggul, setidaknya ikut memberikan peluang kepada warga untuk memperoleh penghasilan di tengah sulitnya mendapatkan pekerjaan. “Ini lumayan buat penghasilan warga. Apalagi setiap motor dikenai ongkos parkir 5.000 rupiah,” ucap Dedi.
Dari hitungannya, perputaran uang yang terjadi di acara haul Habib Sholeh Tanggul, kata Dedi, bisa mencapai milliaran rupiah. Hitungan ini didasarkan atas pendapatan yang diperoleh dari tempat parkir.
“Sekarang kalau kita ambil rata-rata setiap parkir dapat 2 sampai 3 juta, berapa besar uang yang dibelanjakan jamaah di acara haul ini,” tandasnya.
Perputaran uang yang terjadi di haul Habib Sholeh Tanggul ini belum termasuk warung atau toko yang menjual bermacam barang dagangan. Mulai dari mainan anak-anak, cinderamata, sampai makanan dan minuman.
Dedi memperkirakan, perputaran uang yang terjadi di acara haul bisa membantu usaha dan perekomlnomian rakyat. “Ini destinasi wisata religi yang bisa menggerakkan ekonomi masyarakat. Karena yang datang ke sini tidak hanya dari berbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya saat acara haul saja, tapi setiap hari selalu ada yang ziarah, dan itu dipastikan ada perputaran uang disini,” terang Dedi.(dna).