LONTARNEWS.COM. I. Jember – Banjir bandang yang terjadi pada Sungai Kalijompo, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, mengharuskan Bupati Jember, dr. Faida, MMR, untuk turun ke lokasi guna memastikan dampak yang ditimbulkan dari banjir itu. Bersama Komandan Kodim 0824 Jember, Letkol. Inf. Laode M. Nurdin, Bupati Faida, memastikan penanganan korban banjir
berjalan dengan baik.
“Bersama Pak Dandim dan BPBD kita cek lapangan ada,” terang Bupati Faida, saat meninjau lokasi banjir bersama Dandim 0824 Jember Letkol. Inf. Laode. M Nurdin, hingga tengah malam, Sabtu (1/2/2020),
Dari pengecekan di lapangan ini diketahui, ada 86 kepala keluarga yang sudah diungsikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Para pengungsi korban banjir ini dikumpulkan di dua tempat.
Bupati menegaskan para pengungsi harus tetap dalam keadaan sehat, aman, dan nyaman selama dalam pengungsian. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, dari 225 orang pengungsi ditemukan ada satu ibu hamil, 9 balita, dan 10 lansia yang perlu mendapat perhatian khusus.
Pemerintah telah mendirikan posko kesehatan serta dapur umum untuk para pengungsi. Para pengungsi diharapkan tidak merasa khawatir, karena rumah mereka yang ditinggalkan juga dijaga oleh aparat.
Untuk tahap awal, para pengungsi mendapatkan selimut dan alas tidur. Bupati juga berkesempatan membagikan bantuan itu kepada warga pengsungsi.
Dijelaskan bupati, banjir bandang ini tidak memakan korban jiwa. Hanya jalan yang terputus dan mengganggu anak sekolah maupun para pekerja kebun.
Khusus anak-anak sekolah, bupati meminta dipantau, agar pada hari Senin, 03 Februari 2020, mereka tetap bisa berangkat dan pulang sekolah, tanpa ada kesulitan. “Akan kita bantu supaya anak tetap bisa sekolah di hari Senin,” tegasnya.
Sementara dari hasil pengecekan di lapangan, diketahui, telah terjadi pengikisan tebing sungai hingga jalan di atasnya terputus. Jalan yang terputus ini merupakan akses utama menuju ke Kebun Kalijompo.
Terputusnya jalan tersebut bisa mengakibatkan anak-anak sekolah dan pekerja Kebun Kalijompo, mengalami kesulitan. “Tadi sudah kami sepakati untuk bikin jalan alternatif,” ungkapnya.
Pembuatan jalan alternatif secara gotong royong ini akan dimulai Minggu, 02 Februari 2020. Jalan yang terkikis mencapai 70 meter. Agar tidak semakin terkikis, DPU Bina Marga akan memasang bronjong sepanjang 130 meter. “Supaya tidak ada pengikisan lebih lanjut. Untuk antisipasi,” katanya.
Pembuatan bronjong dan jalan altenatif ini juga akan menggunakan alat berat. Tenggat waktu untuk penyelesaiannya hingga lima hari.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Jember, Heru Widagdo, menjelaskan, banjir bandang ini diduga kuat akibat kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 2019.
Kebakaran hutan itu hingga ratusan hektar di atas Gunung Argopuro. “Terjadinya kebakaran hutan ini yang berpotensi besar terhadap banjirnya,”terangnya.
Komandan Kodim 0824 Jember, Letkol. Inf. Laode. M Nurdin, menyatakam kesiapan TNI dalam membantu penanganan bencana yang terjadi Sabtu sore itu. Personil TNI dari Koramil Sukorambi dan Panti dikerahkan untuk membantu masyarakat. “Alhamdulillah bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya.
Personil TNI akan dikerahkan untuk membatu membuat jalan alternative serta pemasangan bronjong. Ada sekitar 100 pasukan yang dikerahkan untuk tahap awal tersebut. (*)