Jember.LONTARNEWS.COM. – Sebanyak 117 orang santri asal Jember yang akan kembali ke pondoknya di Pesantren Annuqoyah, Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, setelah menjalani pemeriksaan rapid test, kesemuanya dinyatakan non reaktif. Pemeriksaan kesehatan gratis sekaligus fasilitasi keberangkatan yang diberikan kepada santri ini merupakan bagian dari kegiatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dalam menjalankan protokol kesehatan untuk transisi ponpes aman.
Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief, yang berkesempatan meninjau pelaksanaan rapid test dan melepas keberangkatan santri dengan menggunakan kendaraan yang disediakan Pemkab Jember itu, mengatakan, bahwa pemeriksaan kesehatan tersebut merupakan keharusan dalam protokol kesehatan. “Alhamdulillah, dinyatakan nonreaktif semua,” kata Wabup Muqit Arief, yang juga alumni Pesantren Annuqoyah, Sumenep, usai acara pemberangkatan santri asal Jember menuju Sumenep, Kamis (11/06/2020).
Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan sebelum santri kembali ke pondok. Untuk pemeriksaan kesehatan santri ini, Gugus Tugas menyediakan 50 ribu rapid test.
Berdasarkan laporan yang masuk ke Gugus Tugas, sampai hari Rabu, 10 Juni 2020, sedikitnya 7.233 santri dan pengurus pondok telah menjalani pemeriksaan kesehatan. Rinciannya, 6.902 santri, 318 pengurus pondok, dan 13 panitia.
Pemeriksaan santri Annuqoyah Sumenep dilakukan di aula Universitas Islam Jember (UIJ). Sedang pemberangkatannya, dilaksanakan dari rumah dinas wabup yang tak jauh dari kampus UIJ.
Menurut wabup, rapid test untuk santri Annuqayah ini merupakan gelombang pertama “Kloter pertama yang boleh kembali ini, dari kalangan mahasiswa,” ujarnya.
Keberangkatan mereka menggunakan 3 bus yang telah disediakan oleh Pemkab Jember. Selain difasilitasi kendaraan, mereka juga dibekali vitamin untuk kebutuhan satu bulan serta alas sholat dan masker.
Wabup, yang juga alumni Ponpes Annuqoyah berharap, santri yang kembali tetap konsisten melaksanakan pola hidup bersih, sehat, serta menjalankan protokol kesehatan. Selain juga membiasakan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menggunakan masker, menjaga jarak, serta menghindari kerumunan.
“Untuk sementara, kami harapkan menghindari itu semua dalam rangka membatasi persebaran virus yang melanda. Ini perlu dipegang teguh dan dijadikan sebuah tradisi dalam kehidupan sehari-hari,” harapnya.
Ketua panitia pelaksanaan rapid test, Muhammad Taufiq, menyampaikan, pelaksanaan rapid test dilakukan setelah ada pengajuan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jember. “Terdata santri 117 mahasiswa. Terdiri dari putri 49 dan sisanya adalah santri putra,” ujarnya.
Rapid test gelombang kedua direncanakan 4 Juli mendatatang. “Diharapkan santri sehat semua, dan bisa kembali ke pondok dengan hasil yang nonreaktif,” katanya.(*).