Wartawan Senior, Essa Ghani: “Oknum Jurnalis Pemeras, Bukan Karena Tidak Punya Uang, Tapi Pada Persoalan Karakter, Motivasi Pilih Profesi Jurnalis Tidak Sama”

20210617 151540 e1623917857797
Essa Ghani, wartawan senior Jember dari komunitas Jember Journalist Community (JJC).

Jember.LONTARNEWS.COM. Dunia jurnalistik terhenyak seketika setelah menyeruak kabar dua orang oknum wartawan tertangkap polisi karena melakukan pemerasan. Tak pelak, kalangan insan pers, baik senior maupun yunior, langsung mengeluarkan pernyataan atas beredarnya kabar tersebut.

Essa Ghani (Syaifuddin Ghani), mantan wartawan Surabaya Pos, menganggap tindak penyimpangan dari oknum wartawan, pada dasarnya bukan hal yang baru. Karena sejak dulu yang namanya kasus oknum jurnalis pemeras pasti ada.

Bacaan Lainnya

“Bukan karena disebabkan oknum itu tidak punya uang atau persoalan ekonomi. Sebaliknya, oknum-oknum tersebut malah “lebih hebat” dari wartawan “biasa”. Persoalan terletak pada karakter, motivasi pilih profesi jurnalis setiap orang tidak sama,” ujar Essa Ghani, wartawan senior dari komunitas Jember Journalist Community (JJC), Rabu (16/06/2021).

Menurut Ghani, ada yang memilih menjadi jurnalis karena dari status sosial, dunia ini memang sangat menarik. Menjadi jurnalis akan begitu mudahnya berkomunikasi dengan banyak kalangan, dari lapisan bawah hingga puncak.

Lain dari itu, pers sebagai salah satu pilar demokrasi dan penggerak penegakan hukum “Saya prihatin jika mendengar ada wartawan yunior mengkhianati profesi yang mulia ini,” keluh wartawan senior yang sudah sejak era 1970_an menekuni dunia jurnalistik.

Sebagaimana diberitakan sejumlah media, kasus dugaan pemerasan oleh dua oknum wartawan, MA (50) warga Kelurahan Slawu dan ME (35) warga Kelurahan Karangrejo, bermula dari dipergokinya seorang laki-laki keluar dari sebuah hotel bersama perempuan.

Adapun yang dijadikan dasar dan melakukan pemerasan, kata Kadek, korban didapati sedang keluar dari salah satu hotel bersama perempuan. Ketika itu elaku sempat mengancam korban, akan memublikasikan korban di media massa jika permintaannya tidak dipenuhi.

“Tersangka lalu meminta sejumlah uang Rp 17.000.000 agar tidak ditulis di media. Namun, korban hanya memberikan Rp 3.000.000,” ungkap Kompol Kadek Ary Mahardika, Wakapolres Jember.

Peristiwa pemerasan itu sendiri terjadi di dua tempat kejadian perkara (TKP). Yakni di Jalan Pasar Sumberejo, Kecamatan Wuluhan pada Jumat(11/6), dan Depan Masjid Hidayahtullah di Kecamatan Jenggawah pada Sabtu (12/6).

Dari sinilah polisi kemudian bergerak mengecek kebenarannya, untuk dilakukan penangkapan terhadap kedua pelaku pemerasan yang berkedok wartawan itu. Barang bukti yang berhasil ditahan, yaitu satu mobil escudo, id card atasnama pelaku, uang tunai, 2 handphone dan identitas pelaku. (jon).

Loading

Pos terkait