Bupati Jember Ajak Masyarakat Puger Terus Membangun Ide untuk Tradisi Grebek Suro

IMG 20190914 WA0128 e1568476913583
Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR, dengan mahkota di kepala dalam acara Grebeg Suro Puger, Sabtu (14/9/2019).
Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR, dengan mahkota di kepala dalam acara Grebeg Suro Puger, Sabtu (14/9/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Melihat tingginya antusiasme masyarakat dalam perayaan Grebek Suro Puger, Bupati Jember, dr. Faida. MMR, yakin, di masa yang akan datang event ini menjadi kegiatan istimewa untuk Kabupaten Jember. Keyakinan bupati ini sangat beralasan, karena penyelenggaraan kegiatan ini murni atas inisiatif masyarakat.

Terlebih, untuk penyelenggaraan Grebek Suro Puger kali ini, tidak lagi berjalan sendiri-sendiri. Dua desa, Puger Kulon dan Puger Wetan, yang sama-sama memiliki ikatan budaya dengan tradisi tahunan ini, sepakat untuk menyatukan penyelenggaraan Grebek Suro.

Sebelumnya, kedua desa tersebut setiap tahun menggelar acara selamatan petik laut secara terpisah dan sendiri-sendiri. Kebiasaan itu sudah berlangsung sejak lama.

Namun untuk tahun ini, Grebek Suro di Kecamatan Puger yang menjadi tradisi tahunan, sudah memberikan nilai persatuan. Penyatuan kegiatan Grebeg Suro ini oleh Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR dikatakannya sebagai tradisi yang menyatukan.

“Tradisi yang berjalan bertahun-tahun ini menyatukan masyarakat dua desa, dari Puger Kulon dan Puger Wetan,” ungkap Bupati dalam pagelaran Grebek Suro Puger, Sabtu (14/9/2019).

Karena itu, bupati mengajak masyarakat Puger terus membangun ide untuk tradisi Grebek Suro lebih baik dalam pelaksanaannya. “Jangan terpisah-pisah. Jaga persatuan, karena Puger bukan milik sebagian orang, tetapi puger adalah milik bersama,” tutur Bupati Faida, di Alun-alun Puger.

Grebek Suro ini menjadi perayaan memperingati tahun baru Islam, 1 Muharam yang acaranya dimulai dari Sema’an Al Qur’an. Puncak peringatan dari acara ini, berupa Pawai Budaya dan Larung Sesaji ke laut, yang merupakan lahan bagi masyarakat setempat. untuk mata pencaharian.

Tradisi ini benar-benar diharapkan menjadi bagian dari budaya. Tradisi ini harus pula dijaga, agar sejarah tidak terpisahkan dari masyarakat modern pada masanya. “Grebek Suro adalah kegiatan yang penuh dengan makna, bukan kegiatan tanpa tujuan,” jelas Bupati, seraya menambahkab, bahwa tujuan dari digelarnya acara ini, yaitu berdoa memohon perlindungan Alloh SWT dan meminta rezeki yang barakah.

Mengenai antusiasme warga yang sangat tinggi, ditambah lagi dengan guyub, bahagia dan meriah, pemerintah akan mendorong agar bisa lebih berkembang. Dorongan itu akan diberikan, karena sesuai program Pemkab Jember, bahwa kegiatan bernuansa wisata yang digelar masyarakat, akan dipilih 10 yang terbaik.

Sepuluh kegiatan yang terpilih, akan dijadikan kegiatan rutin yang dibiayai oleh APBD Kabupaten Jember. Tolok ukur untuk memilih kegiatan, adalah antusiasme masyarakat dan kesungguhan dalam menggelar. (*).