LONTARNEWS.COM. I. Jember – Salah satu tujuan dari pendistribusian instruktur bela diri silat ke sejumlah SD dan SMP negeri dan swasta di Jember, untuk memenuhi kelengkapan program pendidikan. Termasuk juga sebagai upaya memenuhi kebutuhan dan hak anak di dunia pendidikan.
“Kita semua sedang menyempurnakan pelayanan pendidikan dari secara bertahap, memenuhi kebutuhan anak-anak sesuai yang diinginkan dan diperlukan anak-anak. Ini dalam rangka memenuhi kelengkapan program pendidikan kita,” ujar Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR, di Aula PB Sudirman, Senin (21/10/2019).
Pendistribusian para instruktur silat di sekolah SD dan SMP Negeri/Swasta ini, disertai dengan pemberian surat penugasan. “Anak-anak perlu berolahraga, anak-anak perlu punya ilmu bela diri, maka di sekolah-sekolah anak-anak boleh memilih salah satu olahraga, diantaranya bela diri. Ini adalah upaya kita untuk memenuhi hak anak,” tegasnya.
Oleh karenanya, untuk mewujudkan itu, pemerintah memenuhi kebutuhan instruktur silat yang diambil dari perguruan silat yang ada di Jember. Kriteria instruktur ini dibuktikan dengan pernyataan dan rekomendasi dari perguruan silat. “Tentu ada kualifikasi dan sertifikasi dari perguruannya masing-masing,” jelasnya.
Terkait program ini, bupati menjelaskan belum semua sekolah mendapatkan instruktur. Sekitar 643 sekolah yang belum mendapatkan.
“Program ini memang rintisan, tentu dimulai dengan tidak sempurna, namun harus segera dimulai. Program ini mari segera kita mulai, tentu akan ada evaluasi ke depannya,” terang Bupati.
Mengenai jadual latihan, bupati berharap, setidaknya bisa empat sampai delapan kali berlatih dalam sebulan. “Tidak harus seminggu sekali. Bisa mengatur. Mungkin jadwal ujian atau libur. Maka ini dibuat tanggal khusus, yang penting volumenya,” jelasnya.
Anggaran program ini masuk dalam PPG (Program Pendidikan Gratis) dan sudah dinaungi perbup. “Komponen-komponen yang dibayarkan melalui PPG itu diantaranya untuk instruktur bela diri,” imbuh bupati.
Untuk program ini, di setiap sekolah nanti akan ada variasi penyelenggaraan latihannya. Satu sekolah yang peminatnya cukup bisa menjadi satu grup, tapi ada juga yang dua grup. Ada yang seminggu sekali grupnya berbeda beda. Ada yang seminggu sekali grupnya sama.
“Di situ tugas kepala sekolah mengatur sesuai dengan kondisi di sekolah masing-masing, maka nanti sesuaikan,” pungkasnya.(*).