Hari Kedua Festival Kuliner APKASI 2019, Stand DP3AKB Jember Semakin Dipadati Pengunjung

IMG 20191109 WA0210 e1573357828629
Memasuki hari kedua Festival Kuliner Nusantara yang digelar Asosiasi Pemerintahan Kabupaten/Kota se-Indonesia (APKASI) di PG. De Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pengunjung yang datang ke stand pameran Jember, semakin meningkat, Jumat (08/11/2019).
Memasuki hari kedua Festival Kuliner Nusantara yang digelar Asosiasi Pemerintahan Kabupaten/Kota se-Indonesia (APKASI) di PG. De Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pengunjung yang datang ke stand pameran Jember, semakin meningkat, Jumat (08/11/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Keikutsertaan Jember dalam setiap pameran, sungguh tidak sia-sia. Terbukti, pada setiap pameran yang diikuti, stand Pemkab Jember dipastikan diminati pengunjung.

Terbaru, stand pameran milik Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berancana (DP3AKB) Kabupaten Jember, yang berada di Festival Kuliner Nusantara, banyak diminati pengunjung.
Terlihat, hari kedua, Jum’at, 08 November 2019, festival yang digelar di PG. De Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, stand pameran Jember, semakin dipadati pengunjung.

Para pengunjung festival yang digelar Asosiasi Pemerintahan Kabupaten/Kota se-Indonesia (APKASI) ini tertarik dengan jajanan dan makanan tempo dulu yang berbahan dasar pisang dan ketela pohon. Kuliner khas Jember yang dipamerkan merupakan karya para lansia yang tergabung dalam grup “Eyang Eyang” Ledokombo.

Jajanan tempo dulu yang disajikan, tanpa menggunakan bahan kimia, seperti MSG, penyedap rasa, pengawet, maupun pewarna makanan buatan. Semuanya berbahan alami yang sehat untuk dikonsumsi.

Ketua Grup Eyang Eyang Ledokombo, Tias Wiwik, mengatakan, makanan ini sengaja diperkenalkan kepada masyarakat karena makanan ini bisa digunakan sebagai pengganti beras. Menurutnya, konsumsi beras yang merupakan makanan pokok dari masyarakat umum ini harusnya dikurangi, karena beras mempunyai kandungan gula dan karbohidrat yang cukup tinggi dibanding ketela pohon.

Karena itu, pada festival kuliner APKASI 2019, group Eyang Eyang yang berkesempatan memamerkan karya kulinernya, tetap mengangkat ketela pohon sebagai penggati beras. Meski di dalamnya juga masih menambahkan beras jagung sebagai pendampingnya.

Resep masakan yang digunakan merupakan inovasi yang didapat dari saling berbagi informasi saat anggota grup berkumpul setiap satu bulan sekali. Hal senada juga dikatakan Eyang Jumiati.

Ia mengatakan, dalam kegiatan sekolah Eyang Eyang Ledokombo diisi dengan pengajian, silahturahmi, serta bertukar informasi. “Dari sinilah menu racikan masakan itu diperoleh,” ungkapnya.

Makanan yang diracik dengan bumbu dapur alami yang mudah didapatkan di pasar-pasar ini ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung stand pameran DP3AKB. Dalam festival ini, stan pameran DP3AKB Kabupaten Jember mengangkat tema “Generasi Berencana (GENRE), Generasi Sehat dan Berkualitas”.

Kasubid Perencanaan dan Pelaporan DP3AKB, Drs. Joko Sutriswanto, M.Si, disertakannya group Eyang Eyang pada di festival kuliner APKASI ini, dimaksudkan agar masakan kuliner di Jember bisa lebih dikenal. Pada kegiatan ini Sekolah Eyang-eyang Ledokombo, membawa produk kuliner berbahan dasar pisang dan ketela pohon, yang diolah tanpa menggunakan MSG, penyedap rasa, termasuk bahan kimiawi lainnya.


“Selain memperkenalkan masakan olahan alami, para eyang ini ingin mengkampanyekan makanan tanpa zat kimiawi dan penyedap rasa, yang bisa dikonsumsi secara sehat tanpa mengurangi kenikmatan citarasanya,” jelasnya.

Contoh makanan karya mereka adalah Pisto yaitu singkatan dari Pisang dan Telo. Nasi Pistol atau Nasi Pisang, Telo (Ketela), dan Kacang Toloh.

Selai mengajak group Eyang Eyang, DP3AKB juga menggandeng para milenial yang tergabung dalam Generasi Berencana (Genre). Mereka adalah para remaja yang telah dibina dan dilatih untuk memberikan informasi seputar keluarga berencana dan reproduksi remaja.

DP3AKB juga memamerkan produk lokal handycraft, temasuk produk tape yang dihasilkan oleh kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKS). Kelompok ini beranggotakan para ibu dan remaja putri yang mempunyai usaha kecil.

“DP3AKB bersama binaan UPPKS dan Genre akan siap untuk mengikuti pameran-pameran di tahun-tahun beikutnya,” pungkasnya. (*)