LONTARNEWS.COM. I. Jember – Momentum peringatan Hari Santri Nasional (HSN), sudah semestinyalah tidak hanya dijadikan acara kumpul-kumpul atau kirab saja. Momen seperti harus dimanfaatkan dengan baik untuk mengembangkan sumber daya manusia (sdm).
Kalangan santri juga harus lebih menyadari akan keberadaannya yang mulai diakui oleh pemerintah. Disahkannya undang-undang terkait pesantren oleh pemerintah, menunjukkan, bahwa lembaga pendidikan berbasis agama ini sudah diakui.
“Alumni pesantren juga diakui seperti lulusan lembaga pendidikan yang lain. Diakui dengan beberapa persyaratan dan adanya materi yang harus diajarkan di pesantren,” terang Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Abdul Muqit Arief, saat meninjau pameran produk karya santri se-Kabupaten Jember di eks Gedung BHS, Selasa (22/10/2019).
Momentum keluarnya undang-undang terkait pwsantren ini, lanjut wabup, sudah seharusnya ditangkap oleh pesantren sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri. “Pesantren tidak bisa santai-santai berdiam diri. Dengan adanya persyaratan, ini sebagai sebuah tantangan. Pesantren harus jemput bola menyambut upaya pengakuan dari negara. Pesantren harus lebih proaktif, utamanya dalam rangka menyiapkan SDM yakni para santri,” sarannya.
Diungkapkan, Pemerintah Kabupaten Jember dalam peringatan HSN tahun ini, menggelar 32 kegiatan. Diantaranya Festival Santri, Festival Hadrah Kebangsaan, Dialog tentang UU Pesantren, dan lainnya.
Berbagai kegiatan itu ditujukan untuk mendorong para santri agar bangkit. Pemkab Jember juga berharap, peringatan Hari Santri Nasional menjadi momentum untuk mengembangkan sumber daya manusia.
Karena kalau para santri bisa mengembangkan SDM, maka sangat mungkin bisa berkiprah mengisi kemerdekaan di berbagai bidang. “Tidak sekedar apel dan kirab, tetapi perlu menyiapkan generasi santri agar bisa mengembangkan sumber daya manusia,” harap wabup.
Tidak sekedar apel dan kirab, tetapi perlu menyiapkan generasi santri agar bisa mengembangkan sumber daya manusia,” harap wabup.
Dikatakan, jika selama ini lulusan pesantren hanya mengurus madrasah dan musholla atau masjid, kini saatnya alumni pesantren bisa terjun di berbagai bidang. Salah satu contoh yang bisa dilihat, bahwa santri juga bisa masuk dan menekuni berbagai bidang, yakni saat digelarnya pameran.
Berbagai produk yang dipamerkan di eks Gedung BHS pada peringatan HSN, menunjukkan, santri bisa menjadi pengusaha, pegiat sosial, birokrasi, dan lain sebagainya. Santri juga dituntut dapat menunjukkan kesiapaanya untuk mengisi pembangunan ke depan.
“Santri tidak hanya cukup dengan pembekalan keimanan dan ketakwaan, kecerdasan, tetapi perlu bekal ketrampilan,” katanya.
Melihat ada beberapa stand pameran dari pondok pesatren, Wabup mengungkapkan rasa bangganya. Sebab, ada beberapa pesantren yang telah bisa menghasilkan produk yang bisa dipasarkan.
Dalam pameran ini terdapat 15 stand dari pesantren dan 15 lainnya dari UMKM di Jember. “Pemkab Jember akan terus mengawal para pelaku UMKM utamanya para santri yang sedang mengembangkan produk-produk hasil karyanya,” imbuhnya. (*).