Ketupat dalam makna ngaku lepat, yaitu siapapun harua mau mengakui kesalahannya, baik yang disengaja maupun tidak. Semua manusia pasti punya kesalahan dan sebaik-baik manusia adalah yang mau mengakui kesalahannya.
Dari sisi komponennya, yang terdiri dari janur (daun kelapa muda) sebagai wadahnya, dan beras sebagai isinya, kupat masih memiliki arti lagi.
Pertama ‘Janur’ yang menjadi pembungkus atau wadah, merupakan kepanjangan dari ‘sejatine nur’, yang melambangkan seluruh manusia berada dalam kondisi yang bersih dan suci setelah melaksanakan ibadah puasa wajib Ramadhan dan puasa sunnah Syawal.
Dalam pandangan orang Jawa, Janur juga memiliki kekuatan magis sebagai tolak bala. Karena itu ada sebagian dari orang Jawa yang menggantungkan kupat atau ketupat di depan pintu rumahnya agar jauh dari bala.
Demikian pula dengan anyaman kupat yang sangat rumit, terkandung makna hidup manusia juga penuh liku-liku.
Isi ketupat yang berbahan beras sebagai bentuk harapan agar kehidupannya dipenuhi dengan kemakmuran.