
Satwa ini juga diketahui membentuk habitat di kawasan hutan dataran rendah, kawasan semak belukar, dan areal perkebunan wanatani yang ada di dekat pemukiman penduduk sebelum akhirnya punah.
Sedang persebarannya, sesuai dengan namanya Harimau Jawa, satwa ini hanya hidup di sepanjang wilayah Pulau Jawa, mulai dari Ujung Kulon sampai TN Baluran, bahkan Alas Purwo.
Menurut penelitian, sampai akhir abad ke-19 masehi, predator ini masih mendiami sebagian besar wilayah Pulau Jawa.
Selepas tahun 1940 binatang yang masih satu keluarga dengan kucing ini mulai terdesak dan pindah ke kawasan pegunungan serta hutan yang terpencil.
Kondisi itu terus berlanjut hingga sekitar tahun 1970 diketahui Harimau Jawa hanya hidup di kawasan Gunung Betiri pada ketinggian 1.192 m dpl. Terakhir Harimau Jawa terlihat di tempat ini pada tahun 1976.
Diduga penyebab terjadinya kepunahan atas spesies endemik Nusantara ini, akibat dari perilaku manusia yang mengambil alih habitatnya.
Sebelum manusia melakukan ekspansi dengan membuka areal hutan di Pulau Jawa, keberadaan Harimau Jawa masih cukup aman dengan persebaran yang hampir merata di seluruh Jawa.
Kepunahan hewan ini dimulai pada awal abad ke-20 ketika manusia mulai menghuni Pulau Jawa dan kenaikan jumlah penduduk yang ketika itu diperkirakan mencapai 28 juta jiwa.