Kupatan Syawal, Sebagai Media Umat Islam Nusantara Di Masa Dulu untuk Berhalal Bihalal

Ketupat merupakan makanan khas lebaran yang sudah ada sejak jaman dulu. Tradisi Kupatan atau Tellasan Ketopak yang biasa ditemui saat Lebaran memasuki hari ketujuh, merupakan bentuk sublimasi ajaran islam dalam tradisi masyarakat Nusantara

Dilansir dari duniasantri.co, yang mengutip buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia (2016), karya Fadly Rahman, Lebaran Ketupat/Tellasan Topak yang jatuh setiap tanggal 7 Syawal dalam kalender hijriah, merupakan tradisi bernafaskan Islam.

Meski tidak ada anjuran dalam Islam, namun karena Sunan Kalijaga memperkenalkan Ketupat sebagai sarana dakwah penyebaran agama Islam, generasi muslim Indonesia setelahnya, khususnya di Jawa dan Madura, menjadikan Ketupat atau Ketopak, sebagai media untuk halal bihalal.

Bacaan Lainnya

Mengenai Tellasan Topak, masyarakat Madura yang ada di Majangtengah, Kecamatan Dampit, Kabupatem Malang, biasanya digelar setiap memasuki hari keenam lebaran.

Tradisi Tellasan Topak Syawal di Desa Majangtengah, ini sudah menjadi identitas masyarakat dari desa tersebut.

Tradisi semacam ini untuk kali pertama diperkenalkan oleh pepunden desa Majangtengah, KH. Muhammad Nur.

Tradisi ini kemudian diteruskan dan dipopulerkan oleh anak menantu KH. Muhammad Nur, yang bernama KH. Muhammad Baihaqi.

Loading

Pos terkait