Upaya pelestarian burung, lanjut Deddy, sudah harus dilakukan sejak sekarang. Mengingat dari sekian banyak jenis burung yang dilombakan, diantaranya sudah ada dalam ancaman kepunahan.
Dicontohkan burung Cucak Ijo khas Curah Nongko yang dulu sangat terkenal dan menjadi mascot Jember sekarang sudah sulit ditemui. “Ini menunjukkan populasi burung itu sudah diambang kepunahan. Cucak ijo yang ada di Jember bukan asli Jember, tapi dari lain daerah, ” ungkap Deddy yang juga Wakil Ketua DPRD Jember dari Fraksi Partai NasDem itu.
Oleh karenanya, melalui lomba burung berkicau hasil budidaya ini, tindak penangkapan burung liar oleh para pemburu akan semakin berkurang. “Syukur kalau nanti tidak ada lagi penangkapan burung liar di alam bebas,” tandasnya.
Langkah awal untuk memulai aksinya dalam melestarikan alam ini dilakukan Deddy lewat lomba burung berkicau di Sleman, Jogjakarta. Meski pada lomba tersebut, burung murai batu jagoannya yang bernama Si Boy hanya menempati peringkat 2 nasional, namun Deddy tetap mengaku puas
Hal itu dikarenakan, pada event lomba tersebut, Deddy berkesempatan untuk woro woro kepada para pecinta burung berkicau soal rencana PBI Jember yang akan menggelar lomba dalam waktu dekat di tahun ini. Dari woro woro di Sleman itu, Deddy berharap lomba burung berkicau level nasional di Jember akan diikuti seluruh penggemar burung di Indonesia.
“Ketentuannya tetap, bahwa kelas utama murai batu wajib ring. Tapi untuk burung yang belum ada penangkarannya atau memang sulit ditangkar, bisa tanpa ring,” jelas Deddy. (vian).