LONTARNEWS.COM. Bangga dan haru, itulah yang dirasakan paskibra pertama di Jember, karena dari kegiatan itu akan dapat dirasakan, betapa berartinya sebuah bendera sebagai simbol dari suatu negara.
Karena itu tak heran kalau pada masa perang kemerdekaan para pejuang tidak segan-segan untuk mengorbankan segalanya, termasuk nyawa, hanya demi tegak dan berkibarnya bendera kabangsaan Merah Putih.
Menjadi pasukan pengibar bendera (paskibra) merah putih untuk suatu acara besar seperti upacara peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, merupakan sebuah kebanggaan yang tak ternilai bagi siapapun sebagai anak bangsa.
Karena tidak semua orang bisa mendapat kesempatan berharga sebagaimana didapat mereka yang sangat beruntung terpilih menjadi paskibra.
Menjadi paskibra pada HUT Kemerdekaan adalah momentum untuk membuktikan kecintaan diri terhadap negara dan bangsa.
Adalah Erlis Sumarto, satu pribadi yang pernah merasakan begitu bangga dan terharunya ketika dirinya masuk dalam barisan pasukan pengibar bendera merah putih.
“Pastilah bangga, karena terpilih menjadi pasukan pengibar bendera kebangsaan merah putih untuk suatu upacara sakral bagi bangsa Indonesia,” ucap Elis Sumarto, mengenang masa-masa indah dan membanggakan saat terpiliih menjadi paskibra upacara HUT Kemerdekaan RI di alun-alun Kota Jember pada tahun 1970 silam.
Paskibra untuk upacara ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 25 yang diikuti Erlis pada tahun 1970, itu merupakan yang pertama di Jember.
“Iya, itu paskibra pertama di Jember. Sebelum itu di Jember tidak ada paskibra,” terang Erli Sumarto, yang ketika itu tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Sastra, Universitas Jember.