Erlis bangga sekaligus haru karena terpilih menjadi bagian dari proses perjalanan sejarah paskibra yang untuk pertama kalinya ada di Kabupaten Jember.
Erlis mengaku bangga, karena tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan sebagaimana yang ia dapatkan pada peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 25 tahun 1970 di alun-alun Jember.
Ia juga mengaku haru, lantaran dipilih menjadi bagian dari sebuah kegiatan sakral kebangsaan yang menandai berdirinya negàra dan bangsa Indonesia. “Sebelum tahun 1970 di Jember tidak ada paskibra,” kenangnya
Dikisahkan, saat menjadi bagian dari paskibra, dirinya bersama teman-temannya menjalani latihan selama seminggu di Makodim 0824 Jember.
Mereka yang menjadi anggota paskibra menurut Erlis, semuanya berasal dari Fakultas Sastra, Universitas Jember. “Yang bukan dari sastra unej hanya komandan regunya dari TNI dan yang membawa bendera siswi SPG Negeri Jember kelas 3, namanya Rindang Nirmala,” imbuhnya.
Menjadi paskibra pertama pada upacara HUT Kemerdekaan ke 25 tahun 1970, lanjut Erlis, sedikit agak ribet, karena di kala itu bersamaan dengan pengerjaan pembangunan kantor Pemkab Jember, sehingga di seputar alun-alun banyak tumpukan material bangunan.
Sebab itu, paskibra yang akan menjalankan tugasnya sebagai pengibar bendera merah putih harus berbaris di depan markas CPM (sekarang gedung BRI) di jalan Untung Suropati (sekarang A Yani).
Dari jalan A. Yani paskibra lalu berjalan ke selatan, dan selanjutnya belok ke jalan R Sudarman (depan kantor Pemkab Jember).
Setelah pasukan 17 dan pembawa bendera serta pengibar masuk lapangan, kelompok 45 yang berasal dari Yon Armed 8 menyusul berbaris di depan kantor Bupati Jember.(*).