Peringkat Jember dalam MTQ XXX Jatim Naik, Bupati Hendy Beri Penghargaan kepada Kafilah dan Pembina

Screenshot 20231118 223933 Gallery e1700322671459
Penyerahan penghargaan kepada pemenang lomba MTQ asal Jember oleh Bupati H Hendy Siswanto, berlangsung di Pendopo Wahyawibawagraha, Sabtu (18/11/2023).

LONTARNEWS.COM. Jember – Sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi atas prestasi yang berhasil menaikkan peringkat Jember dari 27 menjadi 6 dalam Musabaqoh Tilawatil Quran ke XXX Jatim, Bupati Jember, H. Hendy Siswanto, memberikan penghargaan kepada kafilah dan pembinanya.

Penyerahan penghargaan MTQ XXX tingkat Provinsi Jawa Timur dan STQH XXVII tingkat Nasional itu, digelar di Pendopo Wahyawibawagraha , Sabtu (18/11/2023).

Bacaan Lainnya

“Kami sangat berterima kasih kepada dewan pembina yang sangat sabar membimbing para peserta yang berasal dari Jember,” ungkap Ach. Musoddag, Kepala Bagian Kesejahteraan (Kabagkesra) Pemkab Jember.

Ach. Musoddag menjelaskan, Kabupaten Jember berhasil naik peringkat dengan menempati peringkat ke-6 pada pelaksanaan MTQ XXX di Pasuruan, dari sebelumnya yang berada pada peringkat ke-27.

“Alhamdulillah, kafilah atas nama Iskandar Zulqarnain, yang sebelumnya menjadi juara 1 tilawah putra pada pelaksanaan MTQ, lalu mewakili Jatim pada pelaksanaan STQH di Jambi dan menjadi juara 1,” ucapnya.

Bupati memberinya hadiah umrah dan uang pembinaan sejumlah Rp 10 juta. Lain dari itu, Pemerintah Kabupaten Jember juga memberikan uang pembinaan kepada juara 2 hingga juara harapan 3.

“Para pembina juga mendapatkan apresiasi sebesar Rp 3 juta, bahkan semua kafilah yang ikut serta juga mendapatkan apresiasi meski tak meraih juara,” ulasnya.

Pada kesempatan itu, Bupati Hendy, mengingatkan, bahwa momentum ini merupakan kesempatan langka yang tak boleh disia-siakan.

“Pada 2025, Jember bakal jadi tuan rumah MTQ ke XXXI. Ini event yang luar biasa, kesempatan kita untuk menunjukan jatidiri yang sebenarnya ,”pesannya.

Pemanfaatan kesempatan itu lanjut bupati, sekiranya bisa dibuat lebih panjang. Sehingga kesempatan untuk menunjukkan jatidiri bisa lebih leluasa, dan tidak dibatasi waktu yang terbatas.

Dengan begitu, ada perputaran ekonomi dan bermanfaat bagi semua kalangan, selain juga akan membuat Jember semakin dikenal.

“Kalau bisa, jangan hanya dilaksanakan selama 10 hari. Lebih dari itu, 15 hari atau bahkan satu bulan,” harapnya. (*).

Pos terkait