Kendati disadari, dirinya merupakan keturunan Arab, namun dalam hal perjuangan memperebutkan kemerdekaan dirasakannya sebagai keharusan yang mesti dilakukan.
Nasionalismenya dalam ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, tak terhalangi oleh keadaannya sebagai keturunan Arab.
Ia bahkan tercatat sebagai keturunan Arab pertama yang menyatakan bahwa warga keturunan Arab di Indonesia bukanlah warga negara asing tetapi warga negara Indonesia.
Itu dibuktikan, saat ia berperan dalam pendirian Partai Arab Indonesia (PAI), yaitu partai politik warga keturunan Arab yang bertujuan berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Kiprah perjuangannya dalam ikut memberikan andil atas berdirinya negara Indonesia, diantaranya bisa dilihat pada masa pendudukan Jepang.
Ketika itu, A.R. Baswedan memilih untuk tidak bekerja sama dengan pihak Jepang. Akibat dari sikapnya itu, A.R Baswedan ditangkap Jepang, karena dianggap membahayakan kepentingan pemerintah.
Namun berkat bantuan dari salah satu tokoh pergerakan nasional bernama Mr. Singgih, A.R. Baswedan kemudian dibebaskan dari tahanan.
Lepas dari tahanan, tidak serta merta melemahkan semangat A.R Baswedan untuk bersama pejuang lainnya terus berjuang merebut kemerdekaan.
Saat pemerintah Pendudukan Jepang mengeluarkan peraturan semua keluarga keturunan China dan Arab harus memiliki kartu penduduk yang lengkap dengan fotonya, A.R. Baswedan meminta keluarga peranakan Arab tidak mendaftarkan diri sebagai bukan orang Indonesia.